Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) terus berlanjut. Bahkan, peningkatannya mengungguli bank-bank pelat merah lainnya.
Pada penutupan perdagangan Senin (28/4), BBTN ditutup menguat 6,28% ke level Rp 1.100. Alhasil, dalam sebulan terakhir, saham BTN sudah melonjak 35,8%.
Analis Lotus Andalan Sekuritas Sharlita Malik mengungkapkan, ada beberapa katalis positif yang mempengaruhi pergerakan saham BBTN ke depan. Apalagi, kinerja BBTN sudah menunjukkan perbaikan yang tercermin pada laporan keuangan kuartal I-2025.
“Fundamental yang semakin kuat, perbaikan kinerja keuangan dan prospek bisnis terkait proyek strategis pemerintah di sektor perumahan, bisa menjadi pertimbangan bagi investor untuk mulai akumulasi,” katanya, Senin (28/4).
Baca Juga: Laba Bersih BTN Naik, Kredit Tumbuh Konsisten
Mengutip data RTI, book value per share BBTN tercatat sebesar Rp2.389. Ini artinya, rasio PBV yang dimiliki BBTN saat ini hanya sebesar 0,46x.
“Dengan valuasi semenarik ini, maka peluang harga untuk naik jauh lebih besar ketimbang penurunan,” kata Sharlita.
Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas turut menyoroti kemampuan BBTN dalam mengerek naik NIM sebanyak 30 bps menjadi 3,6% pada kuartal I-2025. Begitu juga dengan biaya dana mengalami perbaikan menjadi 4,05%, dibandingkan kuartal IV-2024 sekitar 4,09%.
“Kami memilih merevisi naik target harga saham BBTN, sejalan dengan naiknya target kinerja tahun ini. Revisi tersebut juga menggambarkan realisasi kinerja keuangan BBTN kuartal I 2025 yang berhasil melampaui estimasi kami,” tulis Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis dalam riset yang diterbitkan Senin (28/4).
Pandangan positif terhadap saham BBTN juga datang dari tim riset Mandiri Sekuritas. Kresna Hutabarat dan Boby Kristanto Chandra mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.500.
Ia melihat BBTN berhasil mencatatkan pertumbuhan laba sebanyak 5% pada kuartal I-2025 didukung penyesuaian pengakuan pendapatan bunga yang menghasilkan tambahan pendapatan Rp 600-700 miliar.
Baca Juga: Jelang Spin-Off Laba Bersih BTN Syariah Melesat 21,2% pada Kuartal I-2025
Mandiri Sekuritas juga memberikan pandangan positif terhadap keberhasilan perseroan dalam penguatan platform digital dan pendirian pusat pemrosesan pinjaman baru.
Adapun, salah satu sentimen positif yang turut dimiliki oleh BBTN saat ini adalah kerja sama strategis dengan Al Qilaa yang ditandatangani di Doha, Qatar awal April lalu mulai menunjukkan perkembangan yang positif.
Direktur Utama BBTN Nixon L.P Napitupulu mengatakan, tim teknis dari Al Qilaa akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat.
“Mungkin sekitar Mei atau Juni, mereka akan datang ke sini untuk cek lokasi proyek, membuat rancangan awal dan memulai pekerjaan teknis lainnya,” kata Nixon saat menjawab pertanyaan analis terkait kelanjutan kerja sama dengan pengembang dari Timur Tengah itu di forum pertemuan analis Kamis lalu.
AlQilaa International Group merupakan grup korporasi asal Qatar yang didirikan pada 2012 dengan cakupan bisnis dan investasi di berbagai bidang, termasuk di antaranya properti atau realestate, perdagangan dan ekspor-impor, pengembangan aplikasi digital, dan jasa konsultansi untuk pengembangan bisnis.
Grup ini memiliki sejumlah mitra korporasi dan lembaga ternama di Qatar dan sejumlah negara.
Nixon menjelaskan, Al Qilaa akan fokus membangun apartemen di sekitaran Jakarta untuk menyasar segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan tanggung (MBT).
Rumah bersusun ini nantinya menjadi bagian dari pemenuhan target program 1 juta hunian untuk area kota besar. Sedangkan target 2 juta hunian di daerah pesisir dan kota lainnya bisa dimaksimalkan pengembang nasional dan lokal.
“Ini merupakan bentuk dukungan pemerintah yang sangat baik. Subsidi juga bisa dalam bentuk penyediaan lahan, kemudahan izin untuk investor sehingga pemenuhan target bisa diakselerasi,” katanya.
Dalam kerja sama ini, BTN fokus menyediakan pembiayaan dengan skema bersubsidi untuk setiap penjualan unit Al Qilaa. Sejauh ini belum jelas detail skema, harga jual ke konsumen akhir ataupun besaran bunga karena masih dalam tahap finalisasi. Yang sudah bisa dipastikan syarat dan ketentuan untuk memiliki apartemen bersubsidi ini sekarang menjadi lebih fleksibel.
“Pada skema kredit subsidi sebelumnya, masyarakat yang boleh mengajukan permohonan adalah yang berpenghasilan maksimal Rp 8 juta. Nah, sekarang, syarat ini diperluas dengan membolehkan konsumen berpenghasilan maksimal Rp14 juta untuk mendapatkan kredit subsidi,” kata Hirwandi Gafar, Direktur Consumer Banking BTN.
Pelonggaran syarat ini tentu menjadi angin segar bagi BTN. Pertama, target pasar menjadi lebih luas. Kedua, penyerapan kredit bakal lebih cepat karena masyarakat yang disasar relatif memiliki kemampuan mengangsur jauh lebih baik sehingga approval rate nya juga lebih tinggi. Ketiga, potensi risiko kredit bermasalah semakin terdiversifikasi.
Perubahan regulasi ini juga menjadi kabar baik untuk kelas menengah bahwa mereka semakin banyak yang eligible untuk mendapatkan subsidi. Selama ini mereka berada dalam posisi nanggung; sulit mengakses subsidi karena dianggap kelompok masyarakat mampu. Padahal secara ekonomi mereka juga rentan untuk turun kelas ketika ekonomi memburuk.
“Dan fakta menunjukkan, mereka inilah yang memiliki daya beli relatif baik dan dapat diandalkan untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Jadi, menjaga daya beli kelas menengah bisa membantu memacu ekonomi yang lesu,” kata Hirwandi
Selanjutnya: Harga Bitcoin Naik 3,01%, Tren Pertumbuhan Masih Akan Berlanjut
Menarik Dibaca: IBM X-Force Threat Indeks 2025: Pencurian Kredensial Berskala Besar Meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News