Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang pemisahan atau spin-off menjadi Bank Umum Syariah (BUS), BTN Syariah berhasil mencatat peningkatan laba bersih sebesar Rp 199 miliar pada kuartal I-2025, naik 21,1% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp164 miliar.
Unit usaha syariah (UUS) yang telah siap naik kelas ini membukukan peningkatan pembiayaan sebesar 18,2% yoy menjadi Rp 46,26 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 39,13 triliun.
Sementara itu, DPK BTN Syariah naik 19,9% yoy menjadi Rp 51,39 triliun, dari kuartal I tahun lalu yang sebesar Rp 42,85 triliun.
Baca Juga: Kinerja Aset Unit Usaha Syariah Perbankan Terus Bertumbuh di Tengah Dorongan Spin Off
Pertumbuhan double digit di sisi pembiayaan dan DPK tersebut mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp 61,19 triliun pada kuartal I-2025, naik 11,6% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 54,84 triliun.
“BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya sebagai bekal yang solid untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi saat UUS ini resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” ungkap Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulun, Kamis (24/4).
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTN beberapa waktu lalu, menyetujui perseroan mengakuisisi bank umum syariah (BUS) yakni PT Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai bagian dari rancangan pemekaran (spin-off) unit usaha syariah yakni BTN Syariah.
Dengan mengantongi persetujuan tersebut, BTN akan melanjutkan proses pengajuan izin akuisisi kepada regulator.
Sebelumnya pada tanggal 20 Januari 2025, BTN telah mengumumkan keterbukaan mengenai perjanjian jual beli bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) dengan para pihak pemegang saham Bank Victoria Syariah (BVIS).
Baca Juga: BTN Syariah Cetak Prestasi Jelang Spin Off
Dalam perjanjian tersebut, BTN akan mengambil alih 100% saham BVIS dari para pemegang sahamnya, yakni PT Victoria Investama Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, dan Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta.
Melalui akuisisi tersebut, kata Nixon, BTN akan menjadi pemilik penuh Bank Victoria Syariah dengan kepemilikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 100% dari seluruh modal ditempatkan disetor penuh dalam BVIS dengan total nominal sebesar Rp 1,06 triliun.
BTN melakukan pembelian BVIS dengan sumber pendanaan internal yang telah disiapkan sesuai rencana bisnis bank.
Selanjutnya: Negosiasi Tarif Trump, Indonesia-AS Sepakat Bentuk Working Group di 5 Sektor Khusus
Menarik Dibaca: 64% UMKM Dikelola Perempuan, BCA Dorong Pengembangan Lewat Berbagai Inisiatif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News