Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Sahabat Mikro Fintek atau Samir salah satu platform fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) membukukan kinerja positif, di mana sejak berdiri hingga Januari 2024 penyaluran pinjaman mencapai Rp 765,50 miliar.
CEO PT Sahabat Mikro Fintek Yonathan Gautama mengatakan, penyaluran pendanaan di bulan Januari 2024 meningkat 2% year to date (YtD) menjadi Rp 59,40 miliar, dibandingkan posisi Desember 2023 yang sebesar Rp 58,47 miliar.
“Dari didirikan sampai Januari 2024 (Samir) sudah menyalurkan Rp 765,50 miliar. Rentang usia peminjam (Samir) di 19 tahun sampai 54 tahun,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (19/2).
Yonathan mengungkapkan, di tahun 2024 ini pihaknya juga telah menargetkan pertumbuhan penyaluran pinjaman yang ditaksir bisa mencapai Rp 1,2 triliun. Untuk itu, perusahaan juga telah meracik strategi untuk menggapai target tersebut.
Baca Juga: Risiko P2P Lending, Bukan Hanya Gagal Bayar
Di antaranya, melakukan peningkatan investasi dalam teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan pengalaman bagi pengguna (user experience) yang lebih baik.
“Juga memberikan pelatihan yang intensif kepada karyawan untuk meningkatkan keterampilan dalam analisis risiko dan layanan pelanggan, serta memperluas kerja sama dengan mitra bisnis, seperti institusi keuangan dan platform e-commerce, untuk meningkatkan akses ke pangsa pasar yang lebih luas,” ungkapnya.
Yonathan menuturkan, saat ini pihaknya masih berfokus ke sektor konsumtif. Namun demikian, perusahaan bakal menaati peraturan regulator bila ditentukan untuk membiayai sektor produktif.
“Jika memang akan diterbitkan aturan OJK terkait sektor produktif, perusahaan akan berusaha secara bertahap meningkatkan penyaluran pembiayaan ke sektor produktif,” tuturnya.
Dia bilang, strategi pembiayaan ke sektor produktif harus ditopang dengan kesiapan sumber daya perusahaan tersebut, sebab adanya perbedaan segmen konsumen.
“Terdapat perbedaan platform yang berfokus pada segmen konsumtif dan segmen produktif dikarenakan terdapat karakteristik strategi manajemen risiko, ekosistem bisnis, operasional dan strategi bisnis lainnya yang spesifik,” terangnya.
Baca Juga: Pinjol Ilegal Masih Marak, Pengamat: Berdampak Negatif Bagi Fintech Lending
Samir, lanjut Yonathan, juga telah menyiapkan strategi bila nantinya akan ada peraturan untuk menyasar sektor produktif.
“Ke depannya, perusahaan akan melakukan kerja sama dengan lembaga pembiayaan untuk memperluas akses pembiayaan bagi sektor produktif,” tandasnya.
Berdasarkan roadmap OJK tahun 2023-2028 tentang industri Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) menyebut, penyelenggara ditargetkan menyalurkan 70% pembiayaan ke sektor produktif, 30% ke sektor konsumtif. Saat ini, penyaluran pembiayaan pinjol masih didominasi sektor konsumtif dengan porsi 70%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News