kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sarana Multi Infrastruktur tunda rilis obligasi


Rabu, 01 Agustus 2012 / 15:53 WIB
Sarana Multi Infrastruktur tunda rilis obligasi
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Dityasa H Forddanta |

JAKARTA. Penjualan surat utang pada semester II ini tampaknya tidak seramai awal tahun. Sejumlah perusahaan menunda penerbitan obligasi. Alasan mereka, kondisi makro ekonomi kurang menguntungkan untuk berjualan surat utang.

Salah satu perusahaan yang menunda obligasi adalah PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Perusahaan pelat merah yang fokus pada pembiayaan proyek infrastruktur ini membatalkan penerbitan surat utang senilai Rp 2 triliun pada semester II ini. "Karena kami akan mendapatkan suntikan dana berupa penyertaan modal negara (PMN) sekitar Rp 2 triliun pada tahun ini," kata Emma Sri Martini, Direktur Utama SMI, kemarin.

PMN itu sudah cukup untuk memperkuat permodalan perusahaan. Nantinya, total modal perusahaan menjadi Rp 4 triliun. Dengan modal yang besar, SMI bakal memiliki kecukupan dana untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur yang terdapat dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Selanjutnya, penerbitan obligasi dijadwal ulang pada semester II 2013. Sesuai MP3EI, SMI akan memberikan pendanaan sekitar Rp 5,7 triliun pada proyek infrastruktur senilai Rp 51,1 triliun.

Proyek itu meliputi 20 unit proyek kelistrikan senilai
Rp 15,2 triliun, dua unit proyek minyak dan gas Rp 1,15 triliun, dua unit proyek telekomunikasi sekitar Rp 500 miliar. Kemudian, lima unit proyek air minum Rp 2,79 triliun, tiga unit proyek jalan tol Rp 8 triliun, dan 10 unit proyek transportasi Rp 23,45 triliun. "Proyek-proyek tersebut baru ditenderkan pada tahun 2013 dan pengerjaannya mulai semester I 2014, jadi buat apa kami menerbitkan obligasi pada tahun ini," terang Emma.

Faktor lain penundaan penerbitan surat utang adalah kondisi makro ekonomi kurang mendukung. Krisis Eropa menyebabkan risiko pasar meningkat. Akibatnya, biaya penerbitan obligasi semakin besar karena investor mencari surat utang yang memberi imbal hasil lebih besar.

Hingga semester I 2012, SMI telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 1,58 triliun. Dari jumlah itu, sebesar Rp 1,15 triliun mengalir ke proyek infrastruktur di Indonesia bagian barat dan sisanya ke timur.

Di Indonesia bagian barat, pembiayaan tenaga kelistrikan mendominasi hingga 39% atau Rp 446 miliar. Sisanya 22% ke pembiayaan minyak dan gas, 17% untuk telekomunikasi, 17% untuk air minun, 3% irigasi, dan 1% transportasi. Sedangkan di Indonesia bagian timur, pembiayaan ketenagalistrikan juga masih mendominasi dengan pembiayaan mencapai Rp 267 miliar atau 62% total pembiayaan, sisanya 32% untuk pembiayaan minyak dan gas, 5% untuk pembiayaan jalan, dan 1% untuk pembiayaan transportasi.

Sebelumnya, PT MNC Multifinance juga telah membatalkan penerbitan obligasi sekitar Rp 200 miliar pada semester I 2012. Rencananya, obligasi tersebut baru akan diterbitkan tahun depan guna mendanai kegiatan pembiayaan kendaraan bermotor dan alat berat.

Yohanes T. Yudhananta, Sekretaris Perusahaan MNC Finance, menjelaskan selain karena sentimen negatif ekonomi global, gagalnya obligasi karena perusahaan sudah mendapatkan pendanaan dari pinjaman bank. Sayang, ia enggan merinci kredit dari bank itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×