kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sasar pembiayaan petani, Kredit Pintar mulai garap sektor produktif


Rabu, 22 Mei 2019 / 19:15 WIB
Sasar pembiayaan petani, Kredit Pintar mulai garap sektor produktif


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kredit Pintar Indonesia atau Kredit Pintar mulai membidik sektor produktif. Sejak menerima tanda daftar dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai fintech legal beroperasi 6 April 2018, fintech ini menggarap sektor multiguna atau konsumtif.

Chief of Officer (CEO) Kredit Pintar Wisely Reinharda Wijaya menyatakan strategi menggarap sektor produktif bukan berarti sektor konsumtif tengah jenuh. Namun karena masih banyak peluang di segmen ini terutama pertanian.

Ia menyebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik terdapat 35,7 juta petani pada 2018. Selain itu luas lahan pertanian mencapai 7,1 juta hektar. Sedangkan potensi pembiayaan pada sektor pertanian mencapai Rp 120 triliun.

"Inilah yang bisa dimanfaatkan oleh Kredit Pintar. Selain itu, rasio pendapatan premi terhadap biaya produksi masih di bawah 1%. Kendala petani dalam mendapatkan pembiayaan mulai dari agunan, bunga yang tinggi, keterbatasan akses, literasi, hingga infastruktur seperti sinyal," ujar Wisely, Rabu (22/5).

Oleh sebab itu, Kredit Pintar meluncurkan Petani Pintar yang bertujuan untuk mengembangkan usaha petani. Terdapat dua produk yakni pinjaman Rp 1 juta dan Rp 2 juta. Adapun tenor yang ditawarkan selama 8 minggu. Skema pinjaman berupa tanggung renteng dengan anggota kelompok 5 hingga 10 orang. Sedangkan bunga yang ditetapkan sebesar 6,6% per tahun.

"Fokus target pinjaman adalah ibu rumah tangga baik yang memiliki suami petani atau ia sendiri yang petani. Berdasarkan riset kami, ibu-ibulah yang mengendalikan keuangan rumah tangga. Sedangkan tanggung renteng sebagai strategi meminimalisasi risiko," jelas Wisely.

Kendati demikian, Wisely mengaku menyasar segmen pertanian memiliki risijo yang lebih besar. Namun ia tetap menggarap segmen ini karena ada dorongan dari OJK. Sekaligus membuktikan bahwa fintech peer to peer lending konsumtif juga bisa membidik sektor produktif. Ia menyebut setelah menggarap segmen pertanian, Kredit Pintar juga akan menyasar segmen lainnya seperti transportasi dan invoice financing.

Wiseley menargetkan pada tahap awal, portofolio pinjaman Kredit Pintar bisa bergeser. Ia menargetkan ada 10% pinjaman Kredit Pintar nantinya disalurkan ke sektor produktif. Pada tahap awal ini, Kredit Pintar akan menyasar petani di Wonodadi, Kutorejo, Mojokerto, Jawa Timur. Setelah daerah ini, Kredit pintar akan menyasar desa dan kota lainnya di Jawa Timur.

Hingga saat ini, Kredit Pintar terus mendorong pemerataan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan melayani lebih dari 3 juta nasabah masyarakat Indonesia dengan menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 4 Triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×