kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Satelit tertunda, BRI tak rogoh biaya tambahan


Jumat, 10 Juni 2016 / 07:14 WIB
Satelit tertunda, BRI tak rogoh biaya tambahan


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Peluncuran satelit milik Bank Rakyat Indonesia (BRI) bernama BRIsat tertuda. Satelit yang harusnya meluncur ke luar angkasa pada 8 Juni terpaksa harus mundur hingga 16 Juni 2016 lantaran ada persoalan teknis.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, ada kendala teknis pada fluid conector yang bisa berakibat roket peluncur satelit tidak berfungsi optimal. Kendati begitu, Arianespace selaku operator peluncuran satelit menyatakan bahwa satelit yang akan diluncurkan dalam kondisi aman dan statusnya stand-by.

Kata Asmawi, kalau peluncuran ini tidak ditunda banyak risiko yang akan dihadapi. “Ini terkait pada mitigasi risiko yang mereka lakukan. Untuk itu kami serahkan pada pertimbangan Arianespace kapan BRIsat siap meluncur,” ujarnya, Kamis (9/6).

Kendati tertunda, Asmawi mengatakan, BRI tidak mengeluarkan biaya tambahan karena satelit BRIsat belum diserahkan ke BRI dan masih menjadi tanggung jawab Space System Loral (SSL) sebagai pembuat satelit.  "Arianespace menjadwalkan BRIsat dapat meluncur pada 16 Juni 2016 waktu Kourou, Guyana, Prancis atau 17 Juni 2016 waktu Indonesia sekitar pukul 03.30 WIB," imbuh dia.

Proses perjalanan satelit menuju orbit memerlukan waktu selama 10 hari. Selanjutnya, BRIsat akan melewati sejumlah ujicoba alias in-orbit test selama 60 hari untuk memastikan seluruh fungsi berjalan baik dan siap difungsikan.

Bagi BRI, satelit yang menghabiskan anggaran senilai Rp 3,4 triliun tersebut kelak akan mendatangkan manfaat besar. Salah satunya efisiensi biaya.

 Saat ini, bank spesialis kredit mikro ini harus merogoh biaya Rp 500 miliar per tahun untuk sewa satelit. “Biaya yang bisa dihemat 40%,” kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahagyo.

Selain itu, dengan satelit BRIsat akan memudahkan BRI menjangkau wilayah yang belum tersentuh layanan perbankan. Harapannya, nasabah BRI bisa bertambah hingga 10 juta nasabah pasca mengoperasikan satelit sendiri. Saat ini, nasabah BRI mencapai 50 juta hingga 60 juta nasabah.

Satelit juga memudahkan BRI mengembangkan bisnis digital banking. Penggunaan satelit juga akan mendukung program laku pandai alias branchless banking.

Saat ini, BRI memiliki sebanyak 59.000 agen laku pandai. BRI menargetkan agen laku pandai bertambah menjadi 75.000 agen hingga akhir tahun 2016. Fungsi lain satelit BRI adalah untuk mendukung program inklusi keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×