Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. State Bank of India (SBI) berniat memperluas bisnis di Indonesia. Bank milik pemerintah India itu berniat menyuntikkan dana segar senilai Rp 150 miliar ke anak usahanya di Indonesia, Bank SBI Indonesia.
Saat ini, modal disetor SBI Indonesia hanya Rp 150 miliar. "Kami menargetkan modal disetor SBI Indonesia mencapai Rp 300 miliar di akhir tahun 2009," kata Rajiv Saran, Presiden Direktur SBI Indonesia Rabu (9/9).
SBI membeli 76% saham Bank Indomonex, tiga tahun lalu. Dan pada April 2009, SBI mengubah nama Indomonex menjadi SBI Indonesia. Manajemen SBI Indonesia sedang mengurus rencana penambahan modal disetor itu.
Mereka tengah mengajukan izin ke Bank Indonesia (BI). Manajemen memperkirakan, izin penambahan modal bakal keluar sekitar Desember 2009.
Dengan penambahan modal tersebut, SBI akan lebih mudah menjalankan usaha. Segmen usaha SBI Indonesia adalah sektor UKM dan korporasi. "Korporasi terutama yang bergerak di industri minyak, gas dan crude palm oil (CPO)," tutur Rajiv.
SBI Indonesia juga akan memperluas layanan ke nasabah di Indonesia. Misalnya, menyediakan fasilitas internet banking dan phone banking. "Rencananya, Oktober nanti, layanan tersebut akan diluncurkan," kata Rajiv.
SBI Indonesia belum lama ini telah menyandang status bank devisa. Perubahan status ini otomatis memperluas jangkauan bisnis mereka. Pertumbuhan bisnis SBI Indonesia terlihat di kenaikan nilai aset. Per akhir Juli 2009 aset Bank SBI Indonesia hanya Rp 835,8 miliar. Namun per 28 Agustus 2009, nilai aset sudah meningkat menjadi Rp 932,3 miliar.
Dana masyarakat naik dari Rp 653,9 miliar di akhir Juli menjadi Rp 750,3 miliar per 28 Agustus. "Peningkatan ini terjadi karena pengaruh layanan fasilitas foreign exchange," kata Rajiv. Status bank devisa menjadi pemikat bagi pengusaha yang melakukan perdagangan Indonesia - India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News