kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.900.000   26.000   1,39%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Sejumlah Bank Asing Buka Peluang Menurunkan Proyeksi Pertumbuhan Kredit Tahun Ini


Kamis, 29 Mei 2025 / 20:47 WIB
Sejumlah Bank Asing Buka Peluang Menurunkan Proyeksi Pertumbuhan Kredit Tahun Ini
ILUSTRASI. Sejumlah bank asing membuka peluang untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan kreditnya di tahun ini di tengah gejolak ekonomi global. KONTAN/Fransiskus Simbolon/30/10/2015


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah bank asing membuka peluang untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan kreditnya di tahun ini di tengah gejolak ekonomi global yang masih terjadi.

Hal ini juga merespons Bank Indonesia (BI) yang pesimis kredit perbankan di sepanjang 2025 akan tumbuh tinggi. Oleh karenanya, BI merevisi ke bawah pertumbuhan kredit di 2025 menjadi 8% hingga 11%, yang sebelumnya diproyeksikan di kisaran 11%-13%.

Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) mengaku, tengah melakukan peninjauan ulang atas prakiraan BI. CEO Citi Indonesia Batara Sianturi menyebut bahwa pihaknya tengah memantau dinamika pasar pada kuartal kedua tahun ini.

"Kami juga melihat bahwa kemungkinan ini akan menjadi tren untuk tahun ini dibandingkan rencana awal tahun kami di RBB,” katanya saat paparan kinerja perseroan, Senin (26/5).

Menurutnya, pembiayaan dari Citi Indonesia sangat bergantung pada permintaan kredit dari nasabah, yang turut dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi makro.

Baca Juga: Laba Terus Tumbuh Hingga April, Perbankan Digital Yakin Berlanjut Sampai Juni 2025

“Jadi kami sedang mereview ya, mungkin sampai Juni ya. Juni kami akan melihat performance daripada kuartal I dan II baru setelah itu akan memberikan revisi target kredit kami ke OJK. Bahwa apakah nanti akan selaras dengan Bank Indonesia, nanti akan tergantung daripada performance kami di kuartal I dan II,” jelas Batara. 

Pada kuartal I 2025, penyaluran kredit Citi Indonesia sebesar Rp 27,97 triliun. Capaian ini mengalami kontraksi 11,22%. Citi Indonesia nampaknya sangat hati-hati menyalurkan kredit. Hal ini terlihat dari kualitas kredit yang membaik, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) gross bisa ditekan dari 3,40% menjadi 0,20%.

Pada tahun ini Citibank juga disebut akan fokus pada sejumlah sektor dalam penyaluran kredit di tahun 2025, di antaranya, manufaktur, pertambangan, dan trading.

"Mungkin kami akan fokus di situ plus beberapa lagi yang more diversified across di transportation, communication dan juga untuk governance institutions," ungkap Batara.

Setali tiga uang, PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) mengaku tetap memantau perkembangan kondisi makroekonomi, termasuk kebijakan moneter yang ditetapkan oleh BI.

"Apabila terdapat perubahan signifikan yang diperkirakan dapat memengaruhi prospek pertumbuhan kredit,  kami akan melakukan evaluasi dan penyesuaian target kredit di RBB," kata Direktur kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah.

Baca Juga: Kredit Menganggur Tak Kunjung Surut, Pendapatan Bunga Bisa Tertekan

Walau demikian, menurut Efdinal RBB perusahaan telah disusun secara konservatif, dan hingga saat ini kinerja penyaluran kredit masih selaras dengan target yang ditetapkan di RBB. 

"Dari awal target pertumbuhan kredit kami di RBB hanya 11%, jadi jika BI menurunkan target kredit menjadi 8%-11% masih dalam rentang target BI," tambahnya.

Efdinal menjelaskan, strategi penyaluran kredit OK Bank berfokus pada pertumbuhan yang sehat dan berkualitas. Pihaknya memperkuat proses seleksi dan monitoring kredit secara menyeluruh, serta meningkatkan kolaborasi dengan mitra yang relevan untuk memperluas akses pasar.

Di sisi lain, OK Bank disebut tidak secara mutlak membatasi penyaluran kredit pada sektor tertentu. Calon debitur akan dievaluasi berdasarkan kesesuaian profil risiko kreditnya dengan risk appetite bank.

"Meski demikian, kami memiliki preferensi terhadap sektor-sektor yang dinilai resilien dan memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan, seperti sektor barang konsumsi (FMCG), kesehatan, perhotelan (hospitality), serta sektor-sektor produktif lainnya yang masih memiliki fundamental yang kuat," imbuhnya.

Baca Juga: Antisipasi Libur Long Weekend, Ini Upaya yang Dilakukan BRI

Pada kuartal I-2025 penyaluran kredit OK Bank naik 9,06% menjadi Rp 9,3 triliun.

Di sisi lain, PT CIMB Niaga Tbk (BNGA) masih optimistis dengan guidance pertumbuhan kredit yang ditetapkan perusahaan yakni sekitar 5%-7% tahun ini.

Presiden Direktur Utama CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, pertimbangan angka tersebut berdasarkan pada tren daya beli yang masih tertekan sejak awal tahun. Memang, target yang ditetapkan oleh CIMB Niaga juga sudah di bawah target yang diturunkan oleh BI.

“Saya rasa secara rational setuju dengan penurunan target BI. Untuk pertumbuhan kredit kami masih sesuai guidance saat ini sekitar 5%-7% di tahun ini,” ujar Lani.

Ke depan, bank berkode saham BNGA ini akan fokus menyalurkan kredit ke segmen ritel, kredit kendaraan bermotor, selected corporation, dan UMKM.

Selanjutnya: Deretan Saham Ini Jadi Penopang Utama IHSG hingga Akhir Mei 2025

Menarik Dibaca: Dukung Kebutuhan Keluarga Indonesia, Aveeno Luncurkan Rangkaian Produk Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×