kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.900.000   26.000   1,39%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Laba Terus Tumbuh Hingga April, Perbankan Digital Yakin Berlanjut Sampai Juni 2025


Kamis, 29 Mei 2025 / 20:05 WIB
Laba Terus Tumbuh Hingga April, Perbankan Digital Yakin Berlanjut Sampai Juni 2025
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di kantor cabang Bank Jago, Jakarta. Bank digital konsisten mencatatkan pertumbuhan laba kendati dihadapkan oleh berbagai gejolak ekonomi. Sinyal positif ini berpotensi berlanjut pada semester I 2025. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank digital konsisten mencatatkan pertumbuhan laba kendati dihadapkan oleh berbagai gejolak ekonomi. Sinyal positif ini  berpotensi berlanjut pada semester I 2025.

Bank-bank digital besar di tanah air mampu mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan di periode Januari - April 2025. Bahkan, ada bank yang bisa mencatat pertumbuhan laba hingga tiga digit.

PT Bank Jago Tbk  menjadi bank yang mampu mencatatkan pertumbuhan laba hingga tiga digit selama empat bulan pertama ini mencapai 173,56% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 81,22 miliar. Ini sejalan dengan pendapatan bunga bersih yang dimiliki Bank Jago dengan pertumbuhan hingga 68,43% YoY menjadi Rp 780,88 miliar.

PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) juga berhasil mencatatkan laba menjadi Rp 191,65 miliar hingga April 2025, dari April 2024 yang masih merugi Rp 10,76 miliar. Pertumbuhan signifikan tersebut utamanya dikarenakan beban operasional yang turun hingga 42,21% YoY jadi Rp 617,24 miliar

Baca Juga: Kredit Bank Digital Tumbuh Subur pada Kuartal l 2025

Salah satu beban yang mengalami penurunan pesat adalah beban impairment. Pada periode tersebut, beban impairment bank digital milik Akulaku Grup ini senilai Rp 471,6 miliar atau turun sekitar 46,65% YoY.

Meski demikian ditengah penguatan laba, pendapatan bunga bersih milik BNC masih turun. Di mana, pendapatan bunga bersih BNC turun 23,50% YoY menjadi Rp 808,64 miliar.

Tak mau kalah, PT Bank BCA Digital mencatat pertumbuhan laba signifikan hingga 98,93% yoy mencapai Rp 55,62 miliar per April 2025. Capaian ini turut terdorong oleh pendapatan bunga bersihnya yang meningkat 46,54% mencapai Rp 411,35 miliar pada empat bulan pertama 2025.

Adapun PT Bank Amar Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba 29,09% yoy mencapai Rp 84,85 miliar pada April 2025. Di sisi lain, ada juga bank digital yang tidak mengalami pertumbuhan besar untuk laba di periode empat bulan pertama ini. Adalah PT Allo Bank Indonesia Tbk yang hanya mencatatkan pertumbuhan laba 4,11% YoY. Hanya saja, secara nilai, laba Allo Bank memang sudah cukup besar yaitu sebesar Rp 147,05 miliar.

Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Eri Budiono mengatakan, capaian ini tak terlepas dari strategi perseroan dalam memperkuat fundamental kinerja. Menurutnya, berbagai upaya bank untuk memastikan kinerja semakin membaik di sepanjang tahun lalu menunjukkan keberlanjutan di tahun ini.

Di tahun 2025 ini pihaknya akan menitikberatkan pada pertumbuhan penyaluran kredit yang ditargetkan di kisaran 12% hingga 15%.  BNC juga akan fokus untuk mengembangkan sektor dana murah (CASA), payroll, serta cash management sembari terus mempertahankan operasional perbankan yang sehat dan efisien.

Pada empat bulan pertama tahun ini, BNC mencatatkan penyaluran kredit mencapai Rp 8,49 triliun. Capaian ini terlihat menurun 4,80% yoy.

Adapun Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan, selama tahun 2025, Allo Bank akan menjalankan model bisnis hibrida dimana aktivitas segmen retail dan wholesale akan berjalan secara beriringan dan terintegrasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis bank yang optimal. 

"Kebutuhan nasabah segmen retail dan wholesale dalam bertransaksi pada era digital adalah prioritas utama bank dalam menciptakan produk dan layanan berbasis digital yang inovatif dan memberikan kemanfaatan ekonomi tidak hanya untuk Bank tetapi juga nasabah," kata Indra kepada kontan.co.id, Rabu (28/5).

Baca Juga: Bunga Deposito Bank Digital Masih Tinggi, Mana yang Paling Menarik?

Lebih lanjut Indra menjelaskan, bahwa Bank akan mengutamakan aktivitas berbasis digital (digital first) dan integrasi layanan finansial dengan ekosistem mitra (ecosystem first) dalam rangka menjalankan bisnis bank.

Terkait Laba, Allo Bank saat ini memproyeksikan pertumbuhan single digit untuk laba hingga akhir tahun 2025, hal ini mengingat kondisi makro ekonomi di tahun 2025 ini yang tidak sedang baik baik saja.

Terkait suku bunga deposito, pada saat ini Allo bank juga disebut belum memiliki rencana untuk menyesuaikan suku bunga deposito dalam waktu dekat mengingat kondisi makroekonomi yang penuh tantangan termasuk tekanan likuiditas yang masih tinggi dan persaingan DPK yang ketat.

"Pada prinsipnya, Allo Bank menetapkan strategi yang cukup kompetitif dengan menyesuaikan permintaan pasar/nasabah, dimana antisipasi balancing asset & liabilities dengan mempertimbangkan Cost of Fund  terus dilakukan sehingga Net Interest Margin untuk profitabilitas Bank tetap terjaga," katanya.

Allo bank juga menargetkan pertumbuhan positif DPK mengingat secara year-to-date Allo Bank terus mencatatkan pertumbuhan kredit retail berbasis digital yang tinggi, sehingga level pertumbuhan ini disebut harus dapat diimbangi dengan pertumbuhan pendanaan retail yang baik agar rasio LDR tetap dapat dikelola secara prudent.

Di sisi lain, PT Bank Saqu Indonesia mengakui bahwa saat ini sektor perbankan juga menghadapi tantangan yang cukup signifikan, terutama terkait likuiditas.

Baca Juga: Pacu Kredit Digital, Bank Raya (ARGO) Targetkan Pertumbuhan Double Digit Tahun Ini

Presiden Direktur Bank Saqu Leo Koesmanto menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam merespons kebijakan terkait penurunan bunga acuan, terutama dalam kondisi makroekonomi yang dinilai masih penuh tantangan.

Menurutnya, banyak pihak yang masih bersikap hati-hati di tengah kondisi ekonomi global dan domestik yang belum sepenuhnya stabil.

“Dengan adanya penurunan suku bunga BI, Bank Saqu berkomitmen tetap menjaga prinsip tata kelola yang baik," ujarnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 0,25% menjadi 5,5% pada bulan Mei 2025.

Selain itu, BI juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 0,25% menjadi 4,75% dan lending facility sebesar 0,25% menjadi 6,25%.

Selanjutnya: Geber Penjualan di Jawa Timur, United E-Motor Hadir di IIMS Surabaya 2025.

Menarik Dibaca: Dukung Kebutuhan Keluarga Indonesia, Aveeno Luncurkan Rangkaian Produk Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×