Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
BRI akan menerbitkan saham baru dimana pemerintah sebagai pemilik 56,7% saham perseroan akan mengeksekusi haknya dengan menyetorkan kepemilikan saham seri B pada Pegadaian dan PNM.
BRI akan melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 28,67 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Itu setara sebanyak-banyaknya 23,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Pemerintah akan mengambil haknya dengan mekanisme inbreng. Pemerintah akan mengimbrengkan sebanyak 6,24 juta saham seri B atau mewakili 99,9%dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Pegadaian. Lalu menginbrengkan 3,79 juta saham seri B atau mewakili 99,9% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam PNM.
"Bagian pelaksanaan rights issue yang berasal dari porsi publik atau masyarakat akan disetorkan kepada perseroan dalam bentuk tunai," tulis manajemen BRI dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (15/6).
Baca Juga: Modal Rakyat dapat penyaluran dana dari Bank Jago dengan target Rp 50 miliar
Adapun dana hasil rencana rights issue setelah dikurangi seluruh biaya emisi akan digunakan untuk pembentukan holding BUMN ultra mikro. Selebihnya, dana rights issue digunakan sebagai modal kerja dalam rangka pengembangan ekosistem ultra mikro, serta bisnis mikro dan kecil.
BRI telah menjadwalkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 22 Juli 2021. Rights issue ini akan dilaksanakan dalam periode antara persetujuan RUPS sehubungan dengan rencana rights issue sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama memandang prospek dari aksi korporasi bank-bank ini ini tentu baik bagi kekuatan permodalan. Menurutnya, tujuan dari aksi korporasi tersebut sejalan dengan target emiten dalam jangka panjang yaitu memperkuat bisnis dari emiten itu sendiri.
Dia menilai rights issue itu menarik meskipun masih harus mencermati informasi lebih lanjut aksi korporasi tersebut. "Untuk dua bank tadi (Bukopin dan Bank Permata), kami melihat dampaknya akan lebih ke likuiditas dan leverage yang lebih kuat ke depan," pungkas Okie.
Selanjutnya: Pantauan LPS, suku bunga simpanan sudah turun dalam tiga tahun terakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News