kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sejumlah Bank Matangkan Strategi untuk Penuhi Kewajiban Modal Inti Rp 3 Triliun


Sabtu, 21 Mei 2022 / 06:40 WIB
Sejumlah Bank Matangkan Strategi untuk Penuhi Kewajiban Modal Inti Rp 3 Triliun


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank terus mengupayakan memiliki modal inti Rp 3 triliun di penghujung 2022. Maklum, hingga kuartal I-2022, masih terdapat beberapa bank yang masih belum memenuhi ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut. 

Kini terdapat 30 bank kecil yang tengah berjuang mendapatkan suntikan modal. Dari jumlah tersebut, sudah ada 22 bank yang sudah memiliki modal inti Rp 2 triliun. Namun, tiga diantaranya tidak perlu harus memiliki modal inti Rp 3 triliun lantaran termasuk dalam kelompok usaha bank (KUB). 

Ini sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 12 tentang Konsolidasi Bank Umum menyebutkan bagi Bank selain Perusahaan Induk atau selain pelaksana Perusahaan Induk dalam KUB wajib dipenuhi paling sedikit Rp 1 triliun.

Mereka adalah BCA Syariah bermodal inti Rp 2,83 triliun dengan induk Bank BCA. Lalu, Bank Panin Syariah bermodal inti Rp 2,08 triliun yang menginduk ke Bank Panin. Ada juga, Bank Raya (AGRO) bermodal inti Rp 2,16 triliun ke Bank BRI.

Baca Juga: Bank Sampoerna Siapkan Opsi Penguatan Modal Agar Capai Rp 3 Triliun di Akhir 2022

Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjadja mengakui dalam rencana bisnis bank (RBB) yang sudah diajukan ke OJK, perseroan belum ada rencana penguatan modal di 2022. Sebab, sesuai ketentuan, BCA Syariah sudah menjadi bagian dari BCA. 

Sedangkan bank yang berdiri sendiri, masih terus berjuang menambal modalnya. Segala cara diupayakan, mulai dengan menggelar rights issue, mengandalkan dukungan pemilik saham, mencari investor strategis yang baru, hingga melantai di bursa saham alias initial public offering (IPO). 

PT Bank Sahabat Sampoerna optimistis dapat memenuhi ketentuan modal inti minimum ini dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh OJK. Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra menyatakan penambahan modal dari pemegang saham saat ini, baik pemegang saham pengendali ataupun pemegang saham minoritas, merupakan opsi yang sangat terbuka. 

“Opsi lainnya berupa tambahan modal dari pemegang saham baru, baik melalui mekanisme IPO maupun non-IPO, tetap kami jajaki,” ujar Henky kepada Kontan.co.id, Rabu (18/5). 

Terlebih, saat ini, Bank Sampoerna baru saja mendapat tiga pemegang saham baru sehingga menerima tambahan modal sebesar lebih dari Rp 900 miliar dalam 12 bulan terakhir. Sehingga, modal inti Bank Sampoerna telah mencapai hampir Rp 2,6 triliun di Maret 2022. 

Baca Juga: Bank Fama Akan Lakukan Aksi Penguatan Modal Inti di Semester II-2022

“Tentunya dibutuhkan tambahan sekitar Rp 400 miliar untuk Bank Sampoerna memenuhi ketentuan modal inti minimum sebesar Rp3 triliun pada akhir tahun 2022,” tambahnya. 

Dengan bertambahnya modal inti, secara otomatis akan meningkatkan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank yang pada Maret 2022 ini sendiri telah mencapai 30%. Tambahan modal ini akan memberi keleluasaan bagi Bank Sampoerna. 

“Bank dapat memberikan lebih banyak pembiayaan secara langsung pada UMKM, maupun pada mitra yang menyalurkan lebih lanjut pada UMKM. Bank juga akan dapat mengembangkan layanan yang lebih baik bagi nasabah,” tuturnya. 



TERBARU

[X]
×