Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Lain halnya dengan PT Bank Multi Arta Sentosa Tbk (MASB) memilih untuk tidak membagikan dividen kinerja 2021 untuk mengejar modal inti Rp 3 triliun. Direktur utama Bank MAS Danny Hartono menyatakan bank juga mendorong para pemegang warran yang ditebar saat melakukan initial public offering (IPO).
Ia menyebut rincian jumlah 168 juta waran kalau ditukarkan harga 3.500 maka dapat sekitar Rp 651 miliar modal disetor. Adapun per Maret 2022 ini, Bank Mas telah mengantongi modal inti senilai Rp 2,58 triliun.
“Ke depannya kita lihat nanti kita lihat dan harapkan penuhi Rp 3 triliun. Tidak tutup kemungkinan bank akan semakin besar sehingga butuh modal besar dan sinergi kerja sama dengan strategis partner atau investor,” tambahnya.
Sedangkan Bank Amar Indonesia memilih meminang investor baru guna meningkatkan modal inti perusahaan. Bank bersandi saham AMAR ini baru mengantongi modal inti senilai Rp 2 triliun di Maret 2022.
Oleh sebab itu, pada awal Mei 2022, perusahaan mengumumkan rencana akuisisi Investree Group terhadap saham milik Tolaram Group sebesar 18,4% di Bank Amar. Vishal Tulsian, Presiden Direktur Amar Bank menyatakan transaksi ini merupakan langkah ke depan yang signifikan bagi Amar Bank.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Siapkan Dana untuk Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Rp 1 Triliun
“Keterlibatan dan keahlian Investree akan memungkinkan kami untuk memperkenalkan produk baru yang lebih baik untuk UMKM di Indonesia, bersama dengan produk pinjaman digital unggulan kami, Tunaiku dan mobile-only bank, Senyumku. Bersama-sama, kami akan memberikan perbankan digital yang memberikan dampak,” tutur Vishal.
Sedangkan upaya PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) memperkuat modal dengan cara memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) VI alias rights issue. Bank akan melepas saham baru sebanyak-banyaknya 5 miliar dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil rights issue ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan dipergunakan seluruhnya oleh perseroan untuk memperkuat modal inti. Juga untuk modal kerja pengembangan Usaha Perseroan berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
Agar rencana ini berjalan dengan mulus, BBYB akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 28 Mei 2021. Sedangkan tanggal Efektif rights issue ini pada 28 April 2022.
Pada akhir tahun lalu, manajemen sudah menyebut-nyebut terkait aksi rights issue ini. Perseroan membidik dana segar sebesar Rp 5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News