Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate (7DRRR) sebanyak 50 basis poin (bps) menjadi 5,5%. Sejumlah bank mengaku tingkat bunga deposito secara rata-rata sudah turun. Terutama dari sisi counter rate deposito dan beberapa debitur special rate.
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) misalnya yang mengatakan pihaknya sudah menurunkan bunga deposito secara rata-rata per segmen sebesar 25 hingga 50 bps.
Baca Juga: Otoritas Jepang tingkatkan pengawasan atas bank-bank lokal
"Sejalan dengan penurunan bunga acuan, maka secara natural deposito juga turun," ujar Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (28/8).
Menurutnya, pihaknya juga tidak terlalu fokus untuk memupuk pendanaan yang bersifat dana mahal. Sebabnya, perseroan memang tengah berupaya untuk meningkatkan rasio dana murah (current account and saving account/CASA) secara konsisten.
Lani menuturkan, hingga akhir tahun perseroan berharap CASA bisa terjaga di kisaran 55%-56% terhadap total DPK.
Catatan saja, sampai dengan akhir Juni 2019 lalu anggota indeks Kompas100 ini, masih mencatat deposito tumbuh 9,3% yoy menjadi Rp 91,22 triliun. Sementara itu, rasio CASA tercatat sebesar 53,89% turun dari tahun sebelumnya 56,12%.
Sedikit berbeda, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengatakan pihaknya memang sejak awal tidak terlalu aktif mencari dana deposito untuk memenuhi kebutuhan. Wajar saja, per Juni 2019 CASA Bank Mandiri sangat jumbo yakni mencapai Rp 542,74 triliun atau setara 64,37% dari total DPK perseroan senilai Rp 843,15 triliun.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan pasca BI 7DRRR menjadi 5,5% bunga counter rate deposito perseroan sudah ada di bawah 5% atau maksimal 5%.
"Di luar itu, kami mengikuti industri terutama pricing BUKU IV terkait deposito," terangnya di Jakarta, Rabu (28/8). Menurutnya, dari suku bunga special rate perseroan juga relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata bunga kompetitor di pasar yakni di atas 6% untuk tenor 1-3 bulan.
Baca Juga: Anomali, saat BI turunkan suku bunga, malah sejumlah bank naikkan bunga KPR
Nah, fenomena penurunan bunga deposito di perbankan pun diakui bankir membuat nasabah bergeser ke instrumen investasi lain yang memiliki imbal hasil lebih tinggi.
Direktur Utama PT Bank Mayapada Tbk (MAYA) Haryono Tjahjarijadi mengatakan rata-rata bunga deposito sudah terjadi penurunan sebanyak 15-25 bps di perseroan.
Ia juga memandang, penurunan bunga deposito bakal terus berlanjut. Meski begitu, pihaknya tidak dapat menjamin, lantaran tingkat bunga sangat bergantung pada kebutuhan dan ketersediaan dana di pasar.
Baca Juga: Ingin menyimpan dana di deposito? Tengok update bunga deposito per 27 Agustus
"Sejauh ini sudah lebih baik. Kami usahakan untuk terus berlanjut namun juga harus disesuaikan dengan pasar," imbuhnya.
Sebenarnya, menurut Haryono penurunan bunga deposito harus disambut baik lantaran dapat secara langsung menurunkan biaya dana alias cost of fund (CoF) perbankan. Jika CoF berangsur menyusut maka tentunya suku bunga kredit juga akan ikut turun.
Bank kecil yang biasanya terdampak perebutan dana juga mendapat angin segar dengan adanya penurunan bunga deposito. Perwakilan Manajemen PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk (BWS) Ruli Nova menyebut per akhir Agustus 2019 rata-rata bunga counter rate perseroan sudah turun mendekat 50 bps.
"Kalau special rate masih volatile (naik turun) tergantung likuiditas masing-masing bank," katanya.
Baca Juga: Rata-rata return reksadana tetap dollar AS bakal tembus 10% di Akhir 2019
Meski begitu, Ia tak menampik kalau perebutan dana deposito di perbankan memang sengit. "Dana di masyarakat-nya kan itu-itu saja," katanya. Pun, efeknya banyak nasabah deposito yang beralih ke produk keuangan lain, terutama ke obligasi.
Alhasil, memasuki paruh kedua 2019, Ruli mengungkap kalau pertumbuhan deposito tidak sederas semester-I 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News