Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju pertumbuhan kredit properti yang melambat pada 2023 membuat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) properti ikut naik.
Jika dilihat dari data Bank Indonesia, posisi NPL properti per Desember 2023 ada di level 2,47%. Posisi tersebut meningkat dari periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,26%, tetapi mengalami perbaikan dari bulan sebelumnya yang berada di level 2,59%.
Bila dirinci, NPL kredit properti paling tinggi disumbang kredit pemilikan ruko/rukan sebesar 4,16%. Sementara untuk kredit pemilikan rumah (KPR) rumah tapak masih terjaga di level 2,40%. Kendati meningkat dari periode setahun sebelumnya sebesar 2,02%.
Baca Juga: Mobil Terbakar di Jalan Ditanggung Asuransi, Ini Syarat Agar Pengajuan Klaim Diterima
Walau demikian, sejumlah perbankan mengaku rasio NPL KPR masih bisa terjaga di posisi yang sehat. Misalnya sebagai Bank yang memiliki core business perumahan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), hingga akhir tahun 2023 mencatatkan NPL KPR BTN berada sekitar 1,7%.
Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Ramon Armando mengaku, rasio NPL khususnya pada segmen KPR menunjukan tren perbaikan di setiap tahunnya.
Hal ini menunjukkan bahwa pihaknya selalu melakukan upaya-upaya penyelamatan dan penyelesaian kredit agar memiliki kualitas aset yang baik.
Di sisi lain, memasuki tahun politik Ramon menerangkan, bahwa kebutuhan rumah tidak akan terpengaruh tahun politik, karena rumah merupakan kebutuhan primer, sehingga masyarakat akan mendahulukan kepentingan mencicil rumah dibandingkan kepentingan sekunder lainnya.
Baca Juga: Resmi Groundbreaking, Citra Garden Bintaro Akan Serah Terima Unit Mulai Akhir 2024
"Untuk awal tahun ini kami melihat belum ada NPL yang siginifikan, tapi kami berharap ada penurunan dengan berbagai upaya yang BTN lakukan dalam penurunan NPL," ujar Ramon kepada kontan.co.id, Senin (5/2).
Meski masih dibayang-bayangi tantangan ekonomi, pihaknya berharap hingga akhir tahun angka NPL KPR bisa pihaknya tekan dan dijaga di bawah 2% dengan menerapkan strategi penjualan aset-aset bermasalah secara bulk kepada para investor.
Pasalnya, aset-aset NPL ini masih sangat potensial dan menguntungkan bagi para investor.
Selain itu, BTN juga optimistis pertumbuhan KPR pada tahun 2024 akan lebih tinggi yakni bisa tumbuh 11% dibandingkan tahun 2023.
Sementara itu, Dirut bank bjb Yuddy Renaldi menyampaikan, untuk segmen KPR pada 2023 lalu kinerjanya masih tumbuh dengan baik, portofolio tumbuh 14% dengan NPL terjaga pada level 2,6%.
Baca Juga: Dinamika Politik, REI Prediksi Investor Properti Cenderung Wait and See
"Saya kira tahun politik tidak berdampak khususnya pada segmen KPR atau konsumsi pada umumnya, untuk tahun ini pun kami memproyeksikan segmen KPR tumbuh positif pada level 10-14%," ucapnya.
Agar kualitas KPR tetap terjaga, pihaknya berupaya mengoptimalkan penjualan KPR bersubsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan kuota 8.500 unit di tahun 2024 ini, bekerjasama dengan developer serta berbagai promo yg dilakukan tentu dalam penyalurannya tetap selektif, agar kualitas nya tetap terjaga.
EVP Secretariat and Corporate Communication BCA Hera F Haryn juga menyebut, sepanjang tahun 2023, NPL properti perseroan masih terjaga dengan baik, kendati tidak membeberkan lebih jauh berapa rasio NPL KPR perseroan per 2023 lalu.
Baca Juga: BTN Proyeksikan Pertumbuhan Penjualan Rumah Mencapai 12% di 2024
Jika dilihat dari data perseroan, NPL kredit konsumsi BCA per 2023 berada pada level 19,4% angka ini alami perbaikan dari 2022 yang berada di level 15,8%.
Memasuki tahun politik, pihaknya juga berharap tidak akan berdampak pada kualitas kredit KPR, mengingat kualitas kredit KPR lebih didasarkan pada proses di awal saat melihat kestabilan pendapatan nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News