Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sejumlah perusahaan reasuransi di Tanah Air memiliki hasil yang bervariasi per kuartal III-2025. Sebagian besar berhasil mencatatkan pertumbuhan premi dan laba, namun beberapa masih menghadapi tekanan kinerja.
PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) misalnya, yang berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan premi sebesar 2% secara tahunan (YoY) menjadi sekitar Rp 2,7 triliun, dengan laba bersih yang melonjak signifikan 76% YoY menjadi Rp 150 miliar.
Sementara itu, PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mengalami penurunan pendapatan premi sebesar 14,8% YoY dari Rp 3,92 triliun menjadi Rp 3,34 triliun, dan laba setelah pajak turun 32,9% YoY menjadi Rp 37,95 miliar.
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk atau Reasuransi Marein (MREI) membukukan pendapatan premi yang relatif stabil di Rp 2,36 triliun, naik 0,65% YoY, dengan laba setelah pajak yang melonjak 59,3% YoY menjadi Rp 110,92 miliar.
Baca Juga: Premi Reasuransi Terkontraksi 4,4% pada Semester I-2025, Klaim Turun 29,4%
Selanjutnya yaitu PT Reasuransi MAIPARK Indonesia (MAIPARK) mencatatkan kinerja positif dengan kenaikan pendapatan premi sebesar 9,7% YoY menjadi Rp 178,41 miliar, serta pertumbuhan laba setelah pajak 14,3% YoY menjadi Rp 50,87 miliar.
Adapun PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re) mencatat peningkatan pendapatan premi 2,7% YoY menjadi Rp 1,99 triliun, dan berhasil berbalik mencetak laba setelah pajak sebesar Rp 528,01 miliar, dari posisi rugi Rp 583,91 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Mengenai hal ini Pengamat asuransi Irvan Rahardjo menilai, secara umum kinerja perusahaan reasuransi pada periode tersebut telah menunjukkan perbaikan fundamental.
Baca Juga: OJK Tetap Optimistis Premi Asuransi Umum dan Reasuransi Bisa Tumbuh 7%-8% pada 2025
“Kinerja reasuransi di kuartal III-2025 secara umum positif, faktor pendorong utamanya adalah kenaikan suku bunga, yang meningkatkan pendapatan investasi, serta peningkatan premi bruto yang lebih tinggi," kata Irvan kepada Kontan, Senin (3/11/2025).
Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa tantangan bagi industri reasuransi masih cukup besar. Antara lain, inflasi yang tinggi berpotensi meningkatkan biaya klaim, sementara kondisi pasar global yang ketat membatasi ruang negosiasi bagi perusahaan reasuransi dalam negeri.
Baca Juga: Perusahaan Asuransi dan Reasuransi dalam Pengawasan Khusus OJK Berkurang Jadi Enam
Selanjutnya: Penjualan dan Laba Bersih Mitra Adiperkasa (MAPI) Kompak Naik per September 2025
Menarik Dibaca: 5 Cara Mengatasi Jerawat di Bokong, Salah Satunya Kompres Hangat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


 









