Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor Dana Pensiun (Dapen) menunjukkan tren yang positif di periode Mei 2023. Hal ini terlihat dari jumlah investasi dan aset industri yang tampak meningkat ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.
Minilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investasi Dapen meningkat 5,44% year on year (YoY) menjadi Rp 343,42 triliun per Mei 2023, dibandingkan periode Mei tahun 2022 yang mencapai Rp 325,68 triliun.
Sementara itu, nilai aset industri Dapen juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,42% yoy menjadi Rp 355,13 triliun pada Mei 2023, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 336,84 triliun.
PT Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) mencatatkan bahwa total investasi perseroan mencapai Rp 9,92 triliun per 30 Juni 2023, nilai tersebut tumbuh 9,05% YoY dibandingkan Juni 2022 lalu.
Baca Juga: OJK: Aturan Spin Off Unit Usaha Syariah akan Diterbitkan Pekan Depan
Direktur Utama Dapen Bank Mandiri, Ali Farmadi menjelaskan bahwa portofolio investasi perseroan didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 40,50%, Obligasi Korporasi sebesar 32,95% dari total investasi.
“Deposito Berjangka sekitar 7,09%, dengan return of investment (ROI) disetahunkan tanpa selisih penilaian investasi (SPI) sekitar 7,5%,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/7).
Ali menyebutkan, untuk total aset neto DPBM per 30 Juni 2023 mencapai Rp 9,9 triliun, tumbuh sebesar 8,99% YoY dibandingkan Juni 2022 yang senilai Rp 9,1 triliun.
“Pada semester II 2023 ini Aset Neto DPBM kami targetkan akan menembus angka Rp. 10 Triliun dengan alokasi investasi tidak jauh berbeda dengan semester I 2023 yaitu pada instrument SBN dan Obligasi Korporasi,” sebutnya.
Ali menambahkan, pihaknya memiliki serangkaian strategi yang bakal dijalankan pada semester II ini. Di mana investasi pada segmen SBN dan Obligasi Korporasi masih menjadi fokus perseroan.
“Kita tetap melanjutkan investasi di SBN untuk memenuhi liabilities jangka Panjang sesuai maturity profile dari manfaat pensiun peserta, investasi di Obligasi dengan selektif dan investasi di ETF dengan memanfaatkan peluang ada koreksi IHSG ke depannya,” tandasnya.
Sementara itu, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Muamalat mencatatkan jumlah investasi hingga semester I 2023 ini mencapai Rp 1,57 triliun, naik 6,94% YoY lebih tinggi dari total industri dana pensiun.
Direktur Eksekutif DPLK Syariah Muamalat, Aznovri Kurniawan menyatakan bahwa penempatan investasi DPLK Syariah Muamalat dilakukan ke berbagai instrumen investasi sesuai paket yang dipilih peserta.
“Paket A yang bertujuan menjaga nilai pokok investasi dengan pertumbuhan yang stabil, diinvestasikan di deposito Syariah dan instrumen pasar uang Syariah. Imbal hasil YtD mencapai 2,92% (setara 5,84% setahun),” ujarnya kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Pinjaman Perbankan Yang Belum Ditarik Diprediksi Melandai, Ini Alasannya
Aznovri melanjutkan, paket B yang bertujuan menghasilkan imbal hasil dengan volatilitas rendah, diinvestasikan di instrumen pendapatan tetap Syariah dan deposito Syariah. Imbal hasil YtD mencapai 4,07% (setara 8,14% setahun).
Berikutnya, paket C yang memiliki risiko fluktuasi tinggi dengan potensi pertumbuhan yang tinggi juga, diinvestasikan di deposito Syariah, reksadana Syariah, dan saham Syariah. Imbal hasil ytd mencapai 1,52% (setara 3,04% setahun).
Selain itu, Aznovri menuturkan aset DPLK Syariah Muamalat mencapai Rp 1,58 triliun di semester I-2023, tumbuh 7,18% YoY lebih tinggi daripada pertumbuhan total industri.
“Di semester II 2023 ini, DPLK Syariah Muamalat menargetkan untuk melanjutkan pertumbuhan di semester I, dengan pertumbuhan yang melebihi 7% setahun,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News