kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor infrastruktur menggiurkan, bank BUKU III berambisi ikut masuk


Kamis, 22 Februari 2018 / 06:40 WIB
Sektor infrastruktur menggiurkan, bank BUKU III berambisi ikut masuk
ILUSTRASI. Pertumbuhan kredit infrastruktur


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, persaingan antar bank tahun ini akan lebih terasa dibandingkan dengan tahun lalu. Salah satunya: dari sisi penyaluran kredit di sektor infrastruktur dan korporasi.

Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan, sejumlah bank yang masuk golongan bank umum kelompok usaha (BUKU) III sudah mulai gencar menggarap sektor infrastruktur dan segmen kredit korporasi. Pasalnya, kebutuhan pemerintah akan proyek infrastruktur dinilai sangat besar.

Belum lagi, bank-bank BUKU III juga lebih aktif dalam melakukan penurunan suku bunga kredit guna meningkatkan daya saing terhadap bank dengan skala yang lebih besar. "Di rancangan bisnis bank (RBB) terutama BUKU III itu mereka sangat berambisi mengambil pangsa pasar BUKU IV, seperti infrastruktur. Masih dari RBB, suku bunga kredit lebih rendah di BUKU III," kata Erwin.

Bank-bank besar yang masuk BUKU IV mengaku tak khawatir dengan tren itu. Wakil Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Herry Sidharta menuturkan, pasar untuk pembiayaan infrastruktur terbuka luas dan tak akan cukup bila digarap bank-bank besar saja.

Kata dia, kebutuhan pembiayaan untuk infrastruktur per tahun sekitar Rp 1.000 triliun. Kalau ekuitas 30% maka masih dibutuhkan Rp 700 triliun," kata Herry, Rabu (21/2). Dus, kalau hanya digarap oleh BUKU IV maka tidak akan cukup.

BNI mencatat realisasi kredit infrastruktur di tahun 2017 mencapai Rp 99,5 triliun atau tumbuh 15,3%. Ada lima sektor yang dibiayai BNI pada tahun lalu. Terbesar adalah konstruksi jalan tol senilai Rp 29,86 triliun, menyusul ketenagalistrikan Rp 28,75 triliun, transportasi Rp 17,22 triliun, telekomunikasi Rp 11,06 triliun dan minyak gas bumi senilai Rp 12,63 triliun.

Bank Mandiri juga tidak terganggu apabila bank BUKU III berniat menggarap sektor infrastruktur. "Segmen korporasi dan infrastruktur itu membutuhkan pendanaan besar, jadi diperlukan banyak bank untuk membiayai," kata Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×