Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Bank Mega Tbk mencatatkan kinerja relatif flat di semester 1 2016. Laba bersih bank berkode emiten MEGA ini mengalami penurunan 2,71% yoy menjadi Rp 539 miliar. Penurunan tipis laba bersih disebabkan beban operasional selain bunga bersih yang naik cukup tinggi yaitu 69,24% yoy. Kenaikan beban operasional ini lebih tinggi dari kenaikan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 35,71% yoy.
Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib mengatakan, kinerja pada semester 1 2016 ini lebih disebabkan kondisi ekonomi. Bank milik taipan Chairul Tanjung ini menurut Kostaman menjalankan pendekatan lebih konserfatif selama semester 1 2016. “Perolehan laba relatif stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujar Kostaman kepada KONTAN, Selasa, (2/8).
Berdasarkan laporan keuangan publikasi, terlihat juga bahwa kredit bank yang berdiri pada 1969 ini mengalami penurunan 10,56% yoy menjadi Rp 30,9 triliun. Jika dilihat, penurunan ini disebabkan karena kredit modal dan kredit konsumsi yang turun masing-masing 31,5% yoy dan 20,76%. Untungnya penurunan dua sektor kredit ini masih ditopang oleh kenaikan kredit segmen investasi sebesar 45,92% yoy.
Jika dikupas lebih jauh, penurunan kredit konsumsi disebabkan karena turunnya kredit di segmen kendaraan bermotor, kredit kepemilikan rumah dan kartu kredit sebesar masing-masing 53% yoy, 16 % yoy dan 5% yoy. Kostaman mengatakan, penurunan kredit ini, disebabkan pada semester 1 2016, Bank Mega menerapkan strategi lebih konservatif.
Dari sisi kualitas kredit, tercatat sampai Juni 2016, bank Mega telah berhasil menurunkan jumlah kredit bermasalah sebesar 89bps menjadi 2,99%. Sedangkan dari sisi permodalan, sampai Juni 2016, Bank Mega mencatatan kenaikan yang cukup tajam yaitu sebesar 892bps menjadi 25,3%. Kenaikan permodalan ini juga didukung oleh total aset yang naik 3,82% yoy menjadi Rp 65,1 triliun.
Dari sisi pendanaan, tercatat sampai Juni 2016, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mega mengalami penurunan 9,9% yoy menjadi Rp 44,7 triliun. Penurunan DPK ini utamanya disebabkan karena dana mahal deposito yang berkurang sebesar 15,8% yoy. Sebagai gambaran, sampai Juni, current account saving account (CASA) menyumbang sebesar 35% dari total keseluruhan DPK Bank Mega.
Untuk likuiditas, tercatat Bank Mega akan menjaga likuiditas dengan menetapkan posisi LDR pada kisaran 65% sampai 70%. Pada semester II 2016, Bank Mega juga fokus untuk melakukan upaya untuk menurunkan cost of fund. Kostaman mengatakan, dengan kondisi makro yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan kredit, pencapaian DPK akan disesuaikan dengan target LDR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News