kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semester I 2019, BOPO Mandiri Tunas Finance naik menjadi 72,15%


Senin, 19 Agustus 2019 / 18:22 WIB
Semester I 2019, BOPO Mandiri Tunas Finance naik menjadi 72,15%
ILUSTRASI. Rasio BOPO Mandiri Tunas Finance meningkat menjadi 72,15% di semester I 2019.


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perusahaan pembiayaan turun. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, rasio BOPO multifinance pada semester I 2019 sebesar 79,41%, turun dari periode sama tahun 2018 yang sebesar 80,37%.  Meski begitu, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) justru mencatatkan kenaikan BOPO di semester I 2019.

Asal tahu saja, BOPO menjadi indikator mengenai efisiensi perusahaan pembiayaan dalam melakukan usahanya. Direktur Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, rasio BOPO MTF meningkat dari semester I 2018 sebesar 69,44% menjadi 72,15% di semester I 2019.

Baca Juga: Perusahaan Multifinance Menjaga Rasio BOPO

“Untuk biaya operasional tidak ada penurunan, bisa dibilang stabil. Yang terjadi penurunan yaitu pendapatan seperti pembiayaan alat berat MTF yang memang menurun. Pertumbuhan bisnis MTF tipis. BOPO coba kami jaga agar tidak naik banyak,” kata Harjanto kepada Kontan.co.id, Senin (19/8).

Hingga Juni 2019, total pembiayaan alat berat MTF mencapai Rp 566 miliar, turun 60% dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak Rp 1,44 triliun.

"Penurunan terjadi karena memang by design MTF. Saat ini kami coba atur portfolio pembiayaan alat berat ke commercial car," ujar Harjanto.

Baca Juga: BOPO melandai, APPI: Pertumbuhan piutang menjadi tantangan multifinance

Menurut Harjanto, sesuai arahan pemegang saham, pembiayaan alat berat dijaga di bawah 10% dari total pembiayaan MTF.

Ia menambahkan, MTF akan melakukan beberapa hal untuk menjaga rasio BOPO agar tidak menanjak. "Kami buat program penghematan sebesar 80% dari bujet awal. Kualitas kredit kami juga jaga,” katanya.

MTF juga akan menjaga cost efficiency ratio agar tetap berada di bawah rata-rata cost efficiency industri yakni di kisaran 46%.

Menurut Harjanto, kenaikan BOPO MTF terjadi di Januari-Februari 2019.  Di periode tersebut, rasio BOPO MTF bertambah 5,31%. Ini lantaran realisasi penyaluran pembiayaan MTF turun sekitar 13,6%. Di Januari 2019 pembiayaan MTF mencapai Rp 2,5 triliun, sedangkan di Februari 2019 turun menjadi Rp 2,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×