Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menilai pelaku usaha pembiayaan di Indonesia harus meningkatkan efektifitas dalam menjalankan bisnisnya. Maklum, tantangan industri ini masih cukup besar pada tahun 2019.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perusahaan multifinance di Indonesia terpantau turun pada Mei 2019. Rasio BOPO multifinance pada Mei 2019 sebesar 79,29%, turun dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 79,88%.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menilai tantangan di industri pembiayaan masih cukup besar hingga akhir tahun ini. Sehingga pelaku usaha pun harus meningkatkan efektivitas dalam berbisnis.
"Meskipun kualitas asset booking membaik, namun pertumbuhan piutang menjadi tantangan karena penjualan roda empat dan roda dua turun,"ujar Suwandi kepada Kontan.co.id, Sabtu (6/7).
Peningkatan beban sebenarnya terbilang wajar menurut Suwandi, sejalan dengan potensi peningkatan bisnis yang diincar. Asalkan peningkatan beban tersebut bisa membuahkan pendapatan yang lebih besar.
"Wajar karena beban paling besar adalah biaya operasional antara lain gaji karyawan yang setiap tahun ada adjustment," katanya.
Rasio BOPO yang melandai ini seiring makin membaiknya pendapatan yang dikantongi oleh pelaku usaha multifinance. Di sisi lain, perusahaan pembiayaan pun berupaya untuk terus mencoba menekan kenaikan beban yang harus ditanggung.
Suwandi Wiratno mengatakan cara yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan adalah dengan pencarian sumber dana yang paling kompetitif. Selain itu juga lewat penggunaan teknologi.
Selektivitas juga merupakan hal yang penting. Diantaranya dalam pendanaan untuk memperoleh cost of fund yang efisien. Begitu pula dalam penyaluran pembiayaan untuk menjaga kualitas kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News