Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. PT Bank BRI Syariah menyebutkan rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) perseroan telah berangsur membaik.
Sekretaris Perusahaan BRI Syariah, Indri Tri Handayani mengatakan sampai dengan kuartal II 2017 posisi NPF perseroan berada di level 4,82%. Jika merujuk pada laporan keuangan kuartal sebelumnya, rasio tersebut tercatat mengalami kenaikan sebanyak 11 basis poin (bps) setelah pada Maret 2017 posisi NPF BRI syariah tercatat mencapai 4,71%.
Lebih lanjut, Indri mengatakan salah satu segmen penyumbang NPF yakni pembiayaan kecil dan menengah (UKM). Kendati demikian, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini tetap optimis hingga akhir tahun pihaknya dapat menjaga NPF di bawah 5%.
"Sampai kuartal II NPF BRI Syariah ada di posisi 4,82%, segmen yang menunjang NPF saat ini sektor UKM," kata Indri kepada KONTAN, Rabu (12/7).
Sementara itu dari sisi kinerja kuartal II, BRI Syariah mencatat pertumbuhan positif. Kendati tumbuh tipis, pembiayaan perseroan meningkat sebanyak 4,42% menjadi Rp 18,6 triliun per Juni 2017.
Berbanding terbalik, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perseroan justru meningkat drastis menjadi Rp 24 triliun atau tumbuh 20,32% secara tahunan atau year on year (yo) di semester I 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News