kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sempat ketat, bankir sebut likuiditas sudah kembali normal


Minggu, 07 Juli 2019 / 15:07 WIB
Sempat ketat, bankir sebut likuiditas sudah kembali normal


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan dana perbankan di Bank Indonesia hingga akhir April 2019 lalu terus meningkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per April 2019 total dana bank di BI sudah mencapai Rp 723,39 triliun, jumlah tersebut naik 17,79% secara year on year (yoy). Sebaliknya, penempatan dana bank di surat berharga justru menyusut 5,48% dari Rp 1.091,5 triliun di April 2018 menjadi Rp 1.031,63 triliun.

Meski begitu, sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id mengatakan hal tersebut bersifat musiman. Sebab, pada periode tersebut perbankan tengah mengamankan sebagian besar dananya untuk kebutuhan libur Lebaran 2019. Hasilnya, likuiditas pun menjadi lebih ketat. Hal ini bisa dilihat dari posisi loan to deposit ratio (LDR) per April 2019 yang menanjak menjadi 94,25% atau yang tertinggi sejak awal tahun ini. Dibandingkan periode yang sama posisi ini naik dari 90,43%.

Meski begitu, memasuki penghujung kuartal II 2019 bankir berpendapat rasio likuiditas sudah kembali normal. Ambil contoh, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang menyatakan per Mei 2019 posisi loan to funding ratio (LFR) BNI bergerak di kisaran 93%. "Agak ketat karena memang menjelang libur Lebaran banyak cash money (M1) atau uang kartal beredar di masyarakat," kata Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo, Jumat (5/7).

Bank berlogo 46 ini menambahkan, per Juni 2019 rasio tersebut berangsur menurun hingga di bawah 93%. Anggoro memproyeksi posisi ini akan terus turun sejalan dengan kembalinya uang kartal ke sistem perbankan. Sayangnya, pihaknya tidak menyebut berapa target LFR di tahun ini.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) justru mencatat rasio pendanaan tinggi. Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan, berdasarkan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) yang menjadi acuan BTN, per Mei 2019 posisinya berada pada level 107,08%.

Menurutnya, wajar kalau rasio pendanaan BTN terbilang tinggi. Sebab, berdasarkan data historisnya, kredit BTN selalu tumbuh lebih tinggi dibandingkan total penghimpunan dana. Alhasil, sampai akhir tahun 2019 ini bank spesialis kredit perumahan ini meramal RIM bakal ada di atas 100%.

Sama seperti data OJK, Mahelan juga mengatakan kalau penempatan dana BTN di BI per Mei 2019 tumbuh deras sebesar 19% secara tahunan. Sedangkan penempatan pada surat berharga turun menjadi di kisaran 18% secara yoy. 

Menurutnya, hal ini merupakan strategi bank dalam mengelola risiko likuiditas untuk menopang kebutuhan ekspansi. "Kredit BTN masih tumbuh tinggi di atas 18%. Namun pemupukan dana pihak ketiga (DPK) hanya tumbuh kurang dari 16%," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×