kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.470.000   6.000   0,24%
  • USD/IDR 16.719   15,00   0,09%
  • IDX 8.715   28,56   0,33%
  • KOMPAS100 1.197   3,35   0,28%
  • LQ45 858   3,52   0,41%
  • ISSI 311   1,16   0,37%
  • IDX30 440   1,49   0,34%
  • IDXHIDIV20 508   2,57   0,51%
  • IDX80 134   0,59   0,44%
  • IDXV30 139   0,34   0,25%
  • IDXQ30 140   0,74   0,54%

Sepanjang 2021, Alami Salurkan Pendanaan hingga Rp 1,25 Triliun


Selasa, 29 Maret 2022 / 16:29 WIB
Sepanjang 2021, Alami Salurkan Pendanaan hingga Rp 1,25 Triliun
ILUSTRASI. fintech financial technology teknologi finansial tekfin Alami


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform fintech P2P Lending syariah, ALAMI, melaporkan pertumbuhan penyaluran pendanaan di 2021. Adapun, mereka berhasil menyalurkan dana hingga Rp 1,25 triliun pada periode tersebut.

“Kita bertumbuh sekitar hampir 6 kali lipat dibandingkan tahun 2020,” ujar CEO ALAMI Group Dima Djani dalam konferensi pers, Selasa (29/3).

Selain mencatatkan pertumbuhan pendanaan, Dima juga menyebutkan pihaknya selalu menjaga rasio kredit macet pada platformnya. Tercatat, Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB90) dana di ALAMI mencapai 100%.

Dengan pertumbuhan tersebut, ALAMI berhasil menggelontorkan pembiayaan produktif secara kumulatif sebesar lebih dari Rp 2 triliun. Adapun, dana tersebut untuk lebih dari 8.500 proyek UMKM di Indonesia.

Baca Juga: Fintech P2P Gencar Mendapat Kucuran Dana dari Modal Ventura

“Di 2021, kita juga melakukan pembiayaan ke sektor-sektor yang jarang dilirik perbankan yang besar, dalam hal ini adalah para penambang ikan dan nelayan,” ujarnya.

Menurut Dima, pihaknya akan terus menyasar sektor-sektor yang sama tersebut di 2022 untuk semakin mendorong penyaluran pendanaan. Terlebih, optimisme tersebut ditopang juga oleh kondisi pandemi covid-19 yang dinilai sudah mereda.

Dima menargetkan pertumbuhan di tahun ini bisa mencapai lebih dari 100%. Menurutnya, pertumbuhan pendanaan di ALAMI setiap bulannya lebih menjanjikan dibandingkan sektor perbankan.

“Kita akan sangat fokus pada sektor-sektor sustainability, karena konsep keuangan syariah lebih besar dibandingkan konsep ESG, oleh karenanya kita akan menggabungkan dua hal ini,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×