Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Sekuritas mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 55% menjadi Rp 1,23 triliun sepanjang 2021, dari Rp 794 miliar pada 2020.
Pencapaian ini didukung oleh pertumbuhan seluruh lini bisnisnya, baik investment banking, capital market (institusi), maupun retail.
Secara rinci, pendapatan lini bisnis investment banking di Indonesia meningkat 68%, sementara investment banking di regional melalui Mandiri Securities Singapore tumbuh 10%. Di samping itu, pendapatan lini bisnis capital market (institusi) meningkat 58% dan retail 56%.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan usaha yang kuat ini, Mandiri Sekuritas mencatatkan laba bersih Rp 321 miliar sepanjang 2021. Perolehan tersebut meningkat signifikan 137% dari laba bersih 2020 yang sebesar Rp 135 miliar.
Baca Juga: Indeks BUMN 20 Melesat, Simak Prospek Saham yang Jadi Pendorongnya
Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, mengatakan, pencapaian pertumbuhan tersebut menunjukkan resiliency perusahaan di tengah pandemi.
"Kami berfokus kepada akselerasi perkembangan bisnis klien dan nasabah melalui peningkatan transaksi baik pasar modal maupun jasa advisory, inovasi produk investasi, serta peningkatan layanan digital," ucap Oki dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/3).
Direktur Operations Mandiri Sekuritas Heru Handayanto menambahkan, kinerja bisnis yang kuat tersebut didukung oleh berhasilnya transaksi-transaksi, baik advisory maupun capital market.
Sepanjang tahun 2021, Mandiri Sekuritas berhasil menjadi underwriter untuk 6 initial public offering (IPO), 6 rights issue, 41 penerbitan obligasi rupiah, 11 obligasi global, dan 18 transaksi advisory/M&A.
Baca Juga: Astra Sedaya Finance Terbitkan Obligasi Berkelanjutan Senilai Rp 3 Triliun
"Beberapa transaksi landmark di antaranya adalah IPO Bukalapak, IPO Mitratel, rights issue BRI, dan beberapa transaksi landmark M&A, seperti merger Pelabuhan Indonesia I-IV dan restrukturisasi PTPN," tutur Heru.
Berdasarkan League Table periode 2021 yang dikutip dari Bloomberg, Mandiri Sekuritas berada di posisi 1 untuk Equity Underwriting dengan pangsa pasar 35%.
Selain itu, Mandiri Sekuritas berada di posisi 2 untuk IDR Bonds Underwriting dengan pangsa pasar 15%, posisi 2 untuk Equity Trading dengan pangsa pasar 7%, posisi 3 untuk SUN Trading dengan pangsa pasar 13%, dan posisi 4 untuk Global Bonds Underwriting dengan pangsa pasar 8%.
Oki menyampaikan, Mandiri Sekuritas optimistis, kinerja serta permintaan investasi pasar modal dari sisi institusi dan individu akan tetap tinggi di tahun 2022. Hal ini seiring dengan momentum pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
"Kami memproyeksikan bahwa di akhir tahun 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai 7.400 berdasarkan perkiraan pertumbuhan EPS sebesar 12% di tahun 2022 dan 2023 yang didukung oleh pemulihan ekonomi domestik,” ungkap Oki.
Baca Juga: Saham Unilever Indonesia (UNVR) Sudah Merosot Tajam, Analis: Tinggal Tunggu Momentum
Untuk memaksimalkan momentum ini, Heru menjelaskan, Mandiri Sekuritas akan terus berfokus pada solusi investasi pasar modal bagi para klien dan nasabahnya dalam menjalankan komitmen pertumbuhan bisnis.
Mandiri Sekuritas juga akan mengembangkan teknologi digital yang mendukung kenyamanan nasabah individu dalam bertransaksi di pasar modal.
Untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis yang lebih banyak memberikan manfaat bagi nasabah Indonesia, Mandiri Sekuritas juga akan terus memperkuat sinergi dengan Mandiri Group. Hal ini bertujuan untuk memastikan para nasabah mendapatkan layanan perbankan dan investasi pasar modal yang sesuai kebutuhan bisnis yang berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


 










