Reporter: Roy Franedya | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Manajemen PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dapat bernapas lega. Sebab, kinerja perusahaan mereka sampai sembilan bulan di tahun ini mencatat pertumbuhan. Hingga September 2010 lalu, Adira berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,1 triliun. Perolehan ini meningkat 21% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 896 miliar.
Peningkatan ini didorong oleh lonjakan pembiayaan baru sepeda motor sebesar 86% menjadi Rp 18,6 triliun dari Rp 10 triliun tahun lalu. "Pertumbuhan pembiayaan baru berdampak positif pada posisi pasar dan kinerja perusahaan. Pendapatan operasional perusahaan tumbuh 23% menjadi Rp 2,5 triliun, dari sebelumnya Rp 2 triliun," papar Direktur Utama Adira Finance Stanley Setia Atmadja, Kamis (14/10).
Dari sisi volume, pembiayaan motor Adira per September lalu tumbuh 61% menjadi 1,2 juta unit. Pembiayaan tersebut masih didominasi sepeda motor baru sebesar 71% atau setara 856.000 unit dan sebesar 29% atau setara 343.000 unit sepeda motor bekas.
Lonjakan penyaluran pembiayaan tersebut membikin penguasaan pasar pembiayaan motor Adira kian membesar. "Pangsa pasar sepeda motor baru kami meningkat menjadi 15,5% dari tahun sebelumnya 13%," ujar Marwoto Soebiakno, Direktur Pemasaran Pembiayaan Kendaraan Bermotor Adira.
Industri otomotif di tahun ini, imbuh Stanley, kian tumbuh. Penjualan sepeda motor secara nasional tumbuh 33% menjadi 5,5 juta unit hingga akhir September 2010. Bahkan, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menaikkan target penjualan motor baru di dalam negeri dari 6 juta menjadi 7 juta unit sepanjang tahun ini.
Melihat kinerja hingga kuartal III-2010 tersebut, Sekretaris Perusahaan Adira Finance Yuky Honodojono yakin, penyaluran pembiayaan bisa lebih tinggi 10% sampai 15% dari target yang mereka tetapkan sebesar Rp 20 triliun.
Keyakinan manajemen Adira ini berdasar pengalaman Adira Finance selama beberapa tahun terakhir yang selalu mampu membukukan pembiayaan lebih tinggi 10%-15% dari target. Sebelumnya, Adira telah merevisi target pembiayaan barunya dari Rp 17 triliun menjadi Rp 20 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News