kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Serapan belanja modal TI perbankan masih belum maksimal, ini alasannya


Rabu, 16 September 2020 / 19:45 WIB
Serapan belanja modal TI perbankan masih belum maksimal, ini alasannya
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank Mandiri. Serapan belanja modal TI perbankan belum maksimal. REUTERS/Beawiharta/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD SEARCH GLOBAL BUSINESS 24 APR FOR ALL IMAGES


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati dalam situasi pandemi Covid-19, perbankan tetap berupaya untuk mendorong ekspansi, termasuk menggelontorkan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk bidang teknologi informasi (TI). Hanya saja, lantaran banyak aktivitas yang terhambat akibat adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tentu tidak seluruh alokasi capex TI bisa terserap habis tahun ini. 

Direktur Teknologi Informasi PT Bank Mandiri Tbk Rico Usthavia Frans mengatakan sejauh ini pihaknya telah menyerap sebanyak Rp 1,7 triliun anggaran TI tahun ini. Asal tahu saja, pada awal tahun 2020 Bank Mandiri menyebut berencana menganggarkan belanja modal sebanyak Rp 3,12 triliun hingga Rp 3,24 triliun khusus di tahun ini saja.

Sayangnya, akibat pandemi ada beberapa proyek yang terpaksa ditunda atau tidak dapat dilaksanakan oleh Bank Mandiri. Walhasil, alokasi tersebut tidak akan sepenuhnya habis terserap. "Mungkin agak kurang sedikit akibat Covid-19. Beberapa proyek tidak bisa (dieksekusi) secepat kondisi normal," terangnya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/9). 

Baca Juga: Perkuat pemodalan, Pegadaian terbitkan obligasi Rp 3,25 triliun

Beberapa proyek yang terhambat tersebut menurutnya seperti kerjasama antar perusahaan atau vendor dari luar negeri. Lantaran adanya larangan bepergian, tentu pihaknya menjadi kesulitan untuk membahas proyek-proyek TI tersebut. 

Sebelumnya, salah satu bentuk proyek digital terbaru bank berlogo pita emas ini antara lain dengan meluncurkan Mandiri Application Programming Interface (API). Yakni, platform transaksi dan pembayaran terintegrasi yang membidik pasar pelaku bisnis digital. 

Layanan business to business (B2B) ini diklaim digemari fintech, e-commerce hingga korporasi. Sudah banyak pelaku usaha menjadi mitra Bank Mandiri antara lain DANA, Link­Aja, Bukalapak, Tokopedia dan IDS. Dan, sejak dibuka ke publik awal bulan September 2020, tercatat hampir 100 calon mitra yang mendaftar di portal API Bank Mandiri.

Nah, khusus pengembangan di bidang API ini, Bank Mandiri pun sudah menggelontorkan dana hampir US$ 1 juta atau sekitar Rp 14,8 miliar. Belum diketahui, ekspansi digital apa lagi yang bakal dilakukan perseroan di tahun ini. 

Baca Juga: Bank menanti dana pemulihan ekonomi nasional (PEN)

Lalu ada juga PT Bank Tabungan Negara (BTN) yang tahun ini mengalokasikan belanja TI sebesar Rp 400 miliar lebih. Menurut Direktur TI dan operasional BTN Andi Nirwanto angka alokasi tersebut sebenarnya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang di kisaran Rp 300 miliar. Namun, sampai dengan awal kuartal III 2020 menurut Andi serapannya masih di kisaran 50%. 




TERBARU

[X]
×