Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengungkapkan, realisasi penukaran uang dalam rangka mencukupi kebutuhan selama Ramadan dan jelang Idul Fitri, mencapai sekitar Rp 30 triliun setiap minggunya.
Realisasi ini sejalan dengan target penukaran uang yang disiapkan bank sentral yaitu sebesar Rp 118,5 triliun, untuk kebutuhan saat Ramadan dan Idul Fitri ini.
Menurut Ronald, sebanyak 92% dari uang yang disiapkan oleh Bank Indonesia, merupakan mata uang pecahan besar, di atas Rp 20.000.
Sementara itu, sebanyak 8% merupakan mata uang pecahan kecil di bawah Rp 20.000. "Peredaran uang tergantung wilayahnya. Di pulau Jawa misalnya, banyak beredar mata uang pecahan kecil, sementara di Kalimantan banyak beredar mata uangm pecahan besar. Semua tergantung masyarakatnya," ujar Ronald di Gedung BI, Jakarta, Senin (14/7).
Ronald mengungkapkan, wilayah nusantara memiliki keunikan dalam peredaran mata uang pecahan besar dan juga pecahan kecil.
Misalnya saja di wilayah pertambangan, dimana kebutuhan akan mata uang pecahan besar justru tinggi, ketimbang kebutuhan mata uang pecahan besar di daerah pertanian.
"Daerah pertambangan butuhnya uang pecahan besar, sementara daerah pertanian membutuhkan uang pecahan kecil. Ada uniknya," jelas Ronald.
Catatan saja, Bank Indonesia menyiapkan uang tunai sebesar Rp 118,5 triliun untuk mencukupi kebutuhan saat Ramadan dan Idul Fitri. Kebutuhan uang tunai tahun ini diperkirakan naik 14,9% dibandingkan realisasi Ramadan dan Idul Fitri tahun lalu yang sebesar Rp 103,2 triliun.
Sebanyak 91,8% dari uang yang disediakan atau setara dengan Rp 108,8 triliun, merupakan uang pecahan besar atau Rp 20.000 ke atas. Jumlah ini meningkat 14% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2013 yang mencapai Rp 95,5 triliun.
Sementara itu sisanya sebanyak 8,2% adalah uang pecahan kecil yang diproyeksikan mencapai Rp 9,6 triliun. Jumlah ini meningkat 25,6% dibandingkan realisasi periode yang sama pada 2013 lalu yang mencapai Rp 7,7 triliun.
Distribusi uang tunai jelang Ramadan dan Lebaran tahun ini sebanyak 30,6% akan mengalir ke wilayah pusat atau di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sementara itu yang mengalir ke Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam hanya sebesar 5,8%.
Uang tunai yang mengalir ke wilayah Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan Jambi sebanyak 8,2%. Untuk wilayah Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung dan Sumatera Selatan, bank sentral menyalurkan sebanyak 5,6%.
Untuk di Jawa Barat dan Banten, uang tunai yang mengalir sebanyak 7,8 % dari ketersediaan uang Bank Indonesia. Uang tunai yang mengalir ke wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebanyak 11,7%, sementara untuk Jawa Timur uang yang beredar sebesar 11,4%. Sementara untuk Bali dan Nusa Tenggara sebesar 3,7%, untuk Kalimantan sebesar 7,7% dan Sulawesi, Maluku dan Papua, uang yang akan beredar periode ramadan dan idul fitri juga sebanyak 7,7%.
Kebutuhan uang tunai yang meningkat pada periode Ramadan dan Idul Fitri 2014 ini, dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah pembayaran gaji ke-13 untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI)/ Polri yang dilakukan pada Juli 2014.
Selain itu periode awal Ramadan bersamaan dengan liburan anak sekolah serta jumlah hari libur lebaran yang berjumlah enam hari atau lebih lama dibandingkan libur lebaran tahun 2013 lalu yang hanya lima hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News