kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Setor modal ke LinkAja, BTN akan beli perusahaan cangkang


Selasa, 03 September 2019 / 20:11 WIB
Setor modal ke LinkAja, BTN akan beli perusahaan cangkang
ILUSTRASI. Setor modal ke LinkAja, BTN akan beli perusahaan cangkang


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) telah memberikan restu untuk mengakuisisi paling banyak 90% saham PT Sarana Papua Ventura. Aksi ini dilakukan guna memenuhi kewajiban BTN menyuntik dana PT Fintek Karya Nusantara, pengelola LinkAja.

Director of Finance and Treasury BTN Nixon Napitupulu mengatakan, Sarana Papua akan menjadi kendaraan BTN untuk penyertaan modal. Tak hanya ke LinkAja, juga ke sejumlah perusahaan teknologi finansial lainnya.

Baca Juga: Dapat tambahan kuota FLPP, BTN yakin mampu capai target 2019

“Sarana Papua Ventura memang inaktiva, seperti membeli perusahaan cangkang sebagai kendaraan (vehicle) untuk masuk ke Finarya dan urusan transaksi tekfin kami nantinya juga akan kami pakai mereka,” kata Nixon di Jakarta, Selasa (3/9).

Nixon bilang, pembelian Sarana Papua tak akan melebihi Rp 10 miliar, sebab nilai asetnya pun cuma Rp 10 miliar, sehingga ekuitasnya berada di bawah nilai aset tersebut.

Saat ini, kata Nixon, BTN masih terus melakukan negosiasi terkait mekanisme pembeliannya. Yang jelas, Sarana Papua kelak mesti menerbitkan saham baru dan BTN akan mengeksekusi saham baru tersebut. BTN juga akan membeli saham Sarana Papua yang kini dipegang 30 orang pemegang saham lainnya.

“Mekanismenya masih negosiasi, bahkan kami coba minta apakah bisa aset dan liabilites dipisahkan, jadi katakanlah kami membeli license mereka saja,” ujar Nixon.

Baca Juga: Usai ditolak Suprajarto, BTN menunjuk Oni Febriarto jadi Plt Dirut BTN

Dari penelusuran Kontan.co.id, izin Sarana Papua Ventura pernah dibekukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 10 Juli 2018. Alasannya, perusahaan ini cuma memiliki seorang anggota direksi. Padahal, perusahaan modal ventura minimal mesti punya dua orang direksi. Namun pada 4 Oktober 2018 pembekuan tersebut dicabut karena Sarana Papua telah memenuhi ketentuan tersebut.

Sedangkan terkait LinkAja, BTN ditargetkan untuk dapat menyetorkan modal sebesar Rp 101,22 miliar atau setara 6,13% dari total modal yang disetor senilai Rp 1,65 triliun. Jadwalnya, penyertaan modal oleh BTN akan dilakukan dalam dua tahap, pada Oktober, dan Desember mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×