kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Siap injak gas akhir tahun, ini sederet rencana pendanaan bank di kuartal IV 2019


Rabu, 13 November 2019 / 15:47 WIB
Siap injak gas akhir tahun, ini sederet rencana pendanaan bank di kuartal IV 2019
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank Tabungan Negara (BTN)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, perbankan kian rajin memupuk pendanaan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi di akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020. 

Ambil contoh, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang baru saja menerbitkan instrumen surat utang atau obligasi pada 7 November 2019 lalu. Obligasi ini merupakan penerbitan umum berkelanjutan III tahap I tahun 2019. Dalam penerbitan obligasi dalam mata uang rupiah ini, BRI menyebut dalam keterangan resminya pihaknya mencatat permintaan sebesar Rp 6,5 triliun. Jumlah tersebut oversubscribe sebanyak 1,38 kali, melebihi target yang diharapkan.

SEVP Treasury & Global Services BRI Listiarini Dewajanti menyatakan investor institusi masih mendominasi pembelian obligasi Bank BRI. “Pada tahap I ini proporsi penjualan kepada investor institusi sebesar 95% dan investor ritel sebesar 5% dari total dana yang dihimpun,” dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/11).

Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan Bank BRI Hari Purnomo mengatakan bahwa penerbitan obligasi tersebut merupakan salah satu opsi diversifikasi pendanaan perseroan. Ia menjelaskan, dana yang terkumpul nantinya akan dipakai untuk mengembangkan bisnis perusahaan terutama penyaluran kredit.

Selain dari dana non konvensional jangka panjang, perseroan juga tetap mengincar dana murah (CASA) sebagai strategi menjaga likuiditas. "Untuk meningkatkan likuiditas, BRI tetap fokus pada peningkatan CASA dengan optimalisasi peran agen, simpanan dan digital," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/11).

Baca Juga: Butuh modal, Bank Muamalat akan rights issue dengan target perolehan Rp 3,29 triliun

Sebagai informasi, pada Penerbitan Umum Berkelanjutan tahap I ini Bank BRI menerbitkan obligasi dengan tiga seri yaitu Seri A bertenor 1 tahun, Seri B bertenor 3 tahun dan Seri C bertenor 5 tahun. Obligasi seri A ditawarkan Rp 1,12 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,65% per tahun, obligasi seri B sebesar Rp 2,93 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,60% per tahun, dan seri C Rp sebesar 2,844 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,85% per tahun.

Surat utang ini akan resmi dicatatkan di bursa pada 8 November 2019, satu hari setelah tanggal penerbitan. Para pemegang obligasi ini akan mendapatkan pembayaran kupon pertamanya pada 7 Februari 2020. BBRI akan membayar kupon secara rutin setiap tiga bulan sekali.

Selain BRI, bank plat merah lain yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga punya rencana aksi korporasi di akhir tahun. Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso secara singkat menyebut pada November 2019 ini pihaknya akan mencari dana sekitar Rp 2 triliun lewat sekuritisasi aset.

"Dalam rangka menjaga likuiditas, BTN berencana melakukan transaksi sekuritisasi aset pada bulan ini sebesar Rp 2 triliun," ujarnya Mahelan. 

Sebelumnya, Direktur Keuangan BTN Nixon Napitupulu bilang bahwa hal tersebut merupakan opsi BTN untuk membiayai kredit baru. Nantinya, BTN akan melakukan sekuritisasi aset yang bersumber dari penjualan aset BTN dengan suku bunga tetap.

Di tahun depan, BTN juga masih memiliki beberapa opsi pendanaan, salah satunya penerbitan junior global bond di awal 2020 senilai US$ 250 juta.

Tak ketinggalan, anak usaha bank plat merah yakni PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) juga sudah menerbitkan obligasi dalam skema PUB tahap I dengan target penggalangan dana sebesar Rp 1 triliun. Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso mengatakan dana tersebut akan dipakai untuk menopang kebutuhan kredit perusahaan. 

Selain itu, dana tersebut juga merupakan salah satu strategi Bank Mantap untuk mendiversifikasi sekaligus memperbaiki struktur pendanaan bank dalam jangka panjang. "Sudah launching beberapa waktu lalu, untuk pendanaan pembiayaan di tahun ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (13/11).

Obligasi yang merupakan bagian dari rencana PUB sebesar Rp 4 triliun hingga 2022 menawarkan kupon yang berkisar 7,90% - 8,35%. Untuk komposisi rate dalam struktur PUB tahap 1 tersebut mengacu penawaran yang masuk dari investor. Rencananya, seluruh aksi korporasi ini bakal dicatatkan pada 27 Novomber 2019 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Selain ketiga bank tersebut, BEI juga mencatat beberapa bank lain yang berencana menerbitkan obligasi di kuartal IV 2019. Antara lain PT Bank BTPN Tbk lewat obligasi berkelanjutan IV Tahap I tahun 2019 dengan nilai emisi Rp 1 triliun. 

Baca Juga: Penempatan dana bank di surat berharga masih tinggi, untuk apa?

Kemudian, PT Bank CIMB Niaga lewat obligasi berkelanjutan III Tahap I tahun 2019 dengan nilai emisi Rp 2 triliun. CIMB Niaga juga punya rencana penerbitan obligasi subordinasi berkelanjutan I tahap I dengan nilai emisi sebesar Rp 1 triliun.

Berdasarkan informasi dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bank lain seperti PT Bank UOB Indonesia juga berencana menawarkan obligasi subordinasi berkelanjutan II tahap II tahun 2019 senilai Rp 650 miliar yang pencatatnya berlangsung pada 13 November 2019.

Obligasi tersebut merupakan bagian dari obligasi subordinasi berkelanjutan II dengan nilai total Rp 2 triliun. Obligasi Berkelanjutan II Tahap Tahap II akan diterbitkan dengan tingkat bunga 9,25%. Obligasi ini memiliki tenor tujuh tahun atau jatuh tempo pada 12 November 2026.

Selain UOB, PT Bank QNB Indonesia Tbk dalam keterbukaan di KSEI juga menyebut akan menerbitkan obligasi berkelanjutan I Bank QNB Indonesia Tahap II tahun 2019 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya Rp 500 miliar. Bunga yang ditawarkan yakni sebesar 7,1% dengan tenor 370 hari kalender. Rencananya, tanggal pencatatan pada BEI akan dilangsungkan pada 27 November 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×