kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Siapa Richard Li, miliarder yang mengakuisisi Commonwealth Life?


Selasa, 23 Oktober 2018 / 13:11 WIB
Siapa Richard Li, miliarder yang mengakuisisi Commonwealth Life?


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Commonwealth Life akan mempunyai pemegang saham pengendali baru. Ini setelah FWD Group memastikan akan menguasai Commonwealth Life, unit bisnis asuransi jiwa Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia.

FWD Group merupakan perusahaan asuransi jiwa yang dimiliki miliarder asal Hong Kong, Richard Li. Siapa Richard Li?  Dia adalah anak bungsu orang terkaya Hong Kong, Li Ka-Shing.

Richard Li sendiri tercatat sebagai orang terkaya urutan 19 di Hong Kong dan urutan 480 orang tertajir sedunia. Catatan Forbes, hingga 23 Oktober 2018, kekayaan Li mencapai US$ 4,4 miliar.

Mengutip Forbes, Li yang kini berusia 51 tahun itu memimpin perusahaan investasi yang berbasis di Asia yakni Pacific Century Group.

Pacific Century Group adalah pemilik mayoritas perusahaan asuransi jiwa FWD, yang beroperasi di Hong Kong dan sebagian besar Asia Tenggara. Grup ini juga memiliki bisnis yang mencakup layanan keuangan, teknologi, dan properti.

Selain bisnis keuangan, sumber utama kekayaan Li berasal dari bisnis telekomunikasi.  Li mendirikan kerajaan komunikasi dan media yakni PCCW, sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong yang mengendalikan operator telepon seluler terbesar di Hong Kong.

Pada 2017, Hony Capital, Foxxconn, dan investor Singapura Temasek Holdings menginvestasikan dana senilai US$ 110 juta dalam unit streaming video internet PCCW Media.

FWD Group sendiri semula merupakan bagian portofolio bisnis sang ayah yakni Li Ka-Shing. Namun pada tahun 2014, Ka-Shing menghibahkan bisnis asuransinya tersebut ke Richard Li.

Sejak mendapat hibah tersebut, Li yang drop out (DO) dari Stanford University ini memiliki ambisi baru, yakni menguasai pasar asuransi di kawasan Asia Tenggara. FWD pun kini menjadi salah satu perusahaan asuransi jiwa yang diperhitungkan. Belakangan, FWD kian gencar ekspansi ke sejumlah negara di Asia, termasuk Indonesia.

Di kawasan ini, bisnis asuransi Li sudah merambah ke Malaysia, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam, Singapura dan Indonesia.

Di Indonesia sendiri, FWD baru masuk pada November 2012 melalui kerjasama dengan mitra strategis PT Finansial Wiramitra Danadyaksa. Di Indonesia, kegiatan operasional FWD diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selain bisnis keuangan, Li juga gencar membesarkan bisnis utamanya yakni telekomunikasi. Kanada menjadi salah satu pasar yang diincar. Bisa dipahami karena Li ternyata juga menggenggam status kewarganegaraan Kanada sejak 1980-an. Di Kanada, Li membeli salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar negeri tersebut yakni Bell Canada.

Di luar aktivitas bisnis, kehidupan pribadi Li juga pernah menjadi sorotan. Ia hidup bersama Isabella Leong tanpa ikatan pernikahan selama delapan tahun. Namun, hubungan mereka kandas pada 2011.  

Isabella adalah aktris dan model tersohor di Hong Kong. Dari hubungan mereka, lahir tiga orang anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×