kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Siapkan bantalan likuiditas, bank pelat merah gencar berburu pendanaan ke luar negeri


Kamis, 14 Mei 2020 / 16:55 WIB
Siapkan bantalan likuiditas, bank pelat merah gencar berburu pendanaan ke luar negeri
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan anjungan tunai mandiri Bank BRI Jakarta.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di masa pandemi, tiga bank pelat merah sedang getol mencari likuiditas dari pihak asing. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dapat pinjaman, sementara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pilih jalur penerbitan obligasi global.

BRI dapat pinjaman sindikasi dengan skema club loan dari 10 bank asal Asia, Eropa, dan Amerika senilai US$ 1 miliar dengan tiga tranche. Tranche A senilai US$ 500 juta dengan tenor satu tahun, tranche B US$ 200 juta bertenor dua tahun, dan tranche C US$ 300 juta dengan tenor lima tahun.

Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan pinjaman ini bakal berguna menjadi bantalan likuiditas perseroan, terutama saat pandemi.

Baca Juga: BRI dapat komitmen pinjaman luar negeri senilai US$ 1 miliar

“Kami dipercaya mendapat sindikasi club loan US$ 1 miliar dengan rate yang favourable,“ katanya dalam papran daring, Kamis (14/5).

Meski begitu, Sunarso mengakui saat ini likuiditas BRI sejatinya masih cukup longgar dengan loan to deposit ratio (LDR) pada kuartal I-2020 sebesar 90,45%. Sementara pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada periode yang sama juga masih tumbuh mumpuni sebesar 9,93 (yoy) menjadi Rp 1.029,00 triliun.

Namun, dalam jangka menengah dan panjang BRI memang butuh tambahan likuiditas. Apalagi, hingga April 2020 BRI telah merestrukturisasi kredit Rp 101,23 triliun dari 1,4 juta debitur. Nilai tersebut mencapai 11,44% dari portofolio kredit perseroan yang mencapai Rp 884,24 triliun per kuartal I-2020.

“Restrukturisasi berdampak terhadap dua hal. Pertama, penundaan angsuran pokok maka likuiditas bank akan berkurang. Sementara penundaan angsuran bunga akan berpengaruh kepada pendapatan,” ujar Sunarso.

Adapun Bank Mandiri juga baru saja melanjutkan penerbitan kedua Euro Medium Terms Notes (EMTN) senilai US$ 500 juta dengan kupon 4,75% dan tenor selama lima tahun.

Program EMTN dengan pokok nilai US$ 2 miliar telah digelar bank berlogo pita emas sejak tahun lalu dengan penerbitan pertama senilai US$ 750 juta.

Baca Juga: Perbankan Mencari Dana Lewat Pasar Saham

“Nilai totalnya US$ 2 miliar, tahun lalu sudah kami terbitkan US$ 750 juta, sekarang kami kembali menerbitkan US$ 500 juta. Sisa US$ 750 juta masih dikaji setelah laporan semester I-2020 selesai,” ujar Direktur Treasury, International Banking, and Special Asset Management Bank Mandiri Darmawan Junaidi kepada Kontan.co.id.

Tak cuma yang berdenominasi dolar, Bank Mandiri juga baru memulai penawaran obligasi berkelanjutan senilai Rp 20 triliun. Pada tahap pertama, perseroan menerbitkan Rp 1 triliun pekan lalu.

Sedangkan BNI justru baru memulai program EMTN serupa dengan target dana mencapai US$ 2 miliar. Adapun terkait termin penerbitan, nilai pokok, suku bunga dan tenor akan dilakukan bank berlogo angka 46 ini dengan memperhatikan kebutuhan perseroan serta situasi global.

“Pembentukan Program EMTN dan rencana penerbitan surat utang di dalamnya akan berdampak positif bagi Perseroan karena ditujukan antara lain untuk ekspansi bisnis dan pembiayaan kembali utang yang telah ada (debt refinancing),” jelas Corporate Secretary BNI Meiliana.

Baca Juga: Emiten Masih Getol Cari Dana, Rights Issue Jadi Salah Satu Pilihan Utama

Bank berlogo angka 46 ini Rabu (13/5) kemarin juga mengumumkan telah menerbitkan negotiable certificate deposits (NCD) senilai Rp 1,39 triliun. Surat utang ini dipecah menjadi empat seri dengan kupon yang ditawarkan sebesar 5,40%-5,80% dan tenor mulai dari tiga bulan hingga 12 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×