Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara menurut Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja sebelumnya, sulit memprediksi tren NIM. Ia menjelaskan, margin bunga bersih terjadi karena kombinasi antara volume kredit dan suku bunga per jenis-jenis kredit.
"Bunga kredit tidak satu angka. Tren bunga kredit bisa saja ada yang tetap atau menurun. Bunga kredit yang selesai restrukturisasi bisa saja naik. Jadi susah memprediksi NIM ini," ujar. Meski sulit diprediksi, BCA melihat kemungkinan NIM akan sama atau bisa lebih rendah dari tahun 2020.
PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) juga memperkirakan NIM tahun ini kemungkinan masih akan tertekan tergantung kondisi likuiditas di pasar yang akan mempengaruhi DPK perbankan.
Sementara untuk menjaga laba tahun ini, Sadhana Priatmadja, Direktur BWS mengatakan, perusahaan akan fokus meningkatkan pendapatan non bunga dan mendorong peningkatan dana murah.
Selanjutnya: RUPST Bank Mandiri: Kepala BPKP jadi Komisaris, Timothy Utama masuk direksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News