kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Simak Strategi Perusahaan Insurtech Bidik Pertumbuhan Agresif di Tahun Ini


Senin, 07 Februari 2022 / 20:53 WIB
Simak Strategi Perusahaan Insurtech Bidik Pertumbuhan Agresif di Tahun Ini
ILUSTRASI. Fuse insurtech.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati pandemi Covid-19 telah berdampak negatif pada berbagai sektor industri. Nyatanya, di tengah pandemi dan ketidakpastian ekonomi  ini, sektor insurance technology (insurtech) atau asuransi berbasis teknologi justru mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia.

Misalnya saja, perusahaan insurtech, Fuse mengumumkan kinerja 2021 dengan membukukan pendapatan premi bruto (GWP) lebih dari US$ 105 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun. Angka ini menggambarkan kontribusi Fuse lebih dari 2% terhadap pangsa pasar asuransi umum di Tanah Air. Raihan ini didapat dari kontribusi model bisnis B2A (business to agent/ broker) dan B2B2C.

Belum lama ini, Fuse juga ditunjuk oleh Tokopedia sebagai satu-satunya insurtech yang mendukung semua kebutuhan asuransi umum di platform Tokopedia.  Ini menjadi bagian dari fokus Fuse pada kemitraan strategis untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap asuransi.

Baca Juga: Fuse Bukukan Premi Lebih dari Rp 1,5 Triliun di 2021

Sementara itu, kemitraan strategis juga dilakukan Fuse lewat kolaborasi dengan lembaga keuangan tradisional termasuk Maybank Finance, Wuling Finance, Simas Hana Finance dan Clipan Finance, dengan menawarkan produk asuransi konvensional.

"Kombinasi dari kanal digital dan konvensional membantu mengembangkan bisnis kami hingga berkali-kali lipat di tahun 2021. Kami optimistis dapat melanjutkan momentum yang kuat ini pada tahun 2022 di Indonesia,” ungkap Andy Yeung Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Fuse kepada kontan.co.id, Senin (7/2).

Andy menjelaskan, pengalaman Fuse di Indonesia ini telah memberikan pihaknya wawawasan yang luar biasa tentang pasar insurtech. Hal ini menjadi landasan Fuse untuk berekspansi di wilayah Asia Tenggara.

"Fuse berada di posisi yang tepat untuk memasuki pasar asuransi potensial yang kurang terpenetrasi ini melalui platform teknologi unik, yang menghadirkan kanal-kanal distribusi yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen," kata Andy.

Andy menyebut, tingkat penetrasi asuransi di Asia Tenggara kurang dari 5%, dan ada lebih dari 600 juta orang di Asia Tenggara yang masih belum terproteksi.

Oleh karena itu, ini menjadi momentum bagi Fuse memperluas pangsa pasarnya ke hingga ke Asia Tenggara. Fuse memang telah beroperasi di Vietnam. Fuse juga tengah membidik Thailand dalam memperluas pangsa pasar.

Baca Juga: Asuransi Umum Mencuil Pendapatan dari Kanal Digital

"Terkait ekspansi di wilayah Asia Tenggara ini, Fokus Fuse adalah berusaha sebaik mungkin untuk mengembangkan platform teknologi, serta produk asuransi yang paling terjangkau dan sesuai kebutuhan. Kami sangat percaya bahwa transformasi asuransi digital dapat membantu lebih banyak orang mendapatkan proteksi asuransi. Kami optimistis melanjutkan momentum yang kuat ini pada tahun 2022," jelas Andy.

Sementara itu, perusahaan insurance technology (insurtech) Qoala berhasil mencatat pertumbuhan sebanyak lima kali lipat pada 2021 bila dibandingkan capaian pada 2020. Pencapaian ini disebut membuat Qoala menjadi salah satu perusahaan insurtech terbesar di Asia Tenggara dalam hal penjualan asuransi retail.

Pencapaian Qoala memang tidak terlepas dari kontribusi dan kinerja positif dari Qoala Plus, platform yang turut membantu tenaga pemasar menjual berbagai produk asuransi.

Qoala Plus juga mencatatkan pertumbuhan angka pemasaran hingga lima kali lipat di 2021 dan menargetkan pertumbuhan yang sama di tahun ini. Selain itu, sebanyak 50 ribu tenaga pemasar pun digandeng sepanjang 2021.

"Angka penjualan premi dengan perkembangan lima kali lipat ini membuat kami menjadi yang paling depan dari sisi premi di Asia Tenggara," kata Co-founder sekaligus COO Qoala Tommy Martin.

Adapun di 2022 ini, Qoala Plus menargetkan pertumbuhan angka pemasaran asuransi lebih dari lima kali lipat dibanding 2021. Secara akumulatif, perseroan memang telah berhasil menutup sebanyak 30 juta polis asuransi sejak 2018 sampai 2021.

Hal ini selaras dengan visi Qoala untuk turut mengembangkan industri asuransi nasional serta meningkatkan angka inklusi keuangan di Indonesia.

Baca Juga: Strategi Insurtech Lifepal Bidik Pertumbuhan Agresif pada 2022

"Dengan fokus pada inovasi produk, volume penjualan, dan terus menambah tenaga pemasar, dan perluasan cakupan, kami yakin bisa kembali mencatatkan pertumbuhan di tahun ini," ujar Tommy.

Tommy mengatakan, di tahun ini Qoala akan fokus memperbesar portofolio hasil pemasaran dari produk asuransi jiwa dan kesehatan. Kendati demikian, Tommy menyebut masih perlu sejumlah inovasi sehingga produk asuransi jiwa dan kesehatan bisa lebih simpel dan mudah dijual oleh tenaga pemasar.

Insurtech Lifepal juga, menargetkan pertumbuhan yang agresif di tahun 2022 setelah perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan yang baik sepanjang 2021.

Co-Founder Lifepal, Benny Fajarai mengatakan, pihaknya yakin dapat memberikan porsi yang lebih besar terhadap total premi asuransi secara keseluruhan di 2022 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

"Untuk di 2022, kami memperkirakan pertumbuhan yang jauh lebih agresif. Meskipun penetrasi asuransi di Indonesia saat ini masih terhitung rendah, namun kita melihat tren peningkatan yang konstan dari tahun ke tahun, yang tentunya diharapkan dapat dilanjutkan di tahun 2022," katanya.

Dia menuturkan, target yang dipatok perusahaan di tahun 2022 tersebut melanjutkan tren positif yang telah berhasil diraih perusahaan sepanjang 2021, di mana perusahaan berhasil tumbuh sebesar 12 kali lipat.

Tak hanya itu, Benny memaparkan sepanjang 2021 pertumbuhan pengguna layanan asuransi Lifepal juga terus meningkat. Tercatat pada tahun lalu jumlah pengguna layanan asuransi berbasis teknologi ini telah mencapai 500.000 pengguna.

Baca Juga: 10 Startup Raih Penghargaan di Duniafintech Awards

"Tahun 2021 juga mampu meneruskan pertumbuhan di tahun-tahun sebelumnya dengan saat ini tercatat sudah lebih dari 500.000 pengguna yang telah memberikan kepercayaan dalam memperoleh asuransi terbaik bersama kami. Tercatat sejak pandemi, Lifepal telah bertumbuh sebesar 12 kali lipat," ucapnya.

Torehan sepanjang 2021 ini berhasil dicapai Lifepal lewat tiga fokus utama mereka dalam melayani masyarakat, yaitu memperluas jangkauan produk (inventory), memastikan harga yang kompetitif (pricing) dan kenyamanan pengguna (convenience).

Benny menambahkan bahwa pada 2022 Lifepal akan terus memperkuat berbagai faktor yang selama ini telah menjadi fokus layanan dalam melayani masyarakat, yaitu memperluas jangkauan produk (inventory), memastikan harga yang kompetitif (pricing) dan kenyamanan pengguna (convenience).

"Lifepal terus memperluas jangkauan produk kami baik dari asuransi kesehatan, jiwa, kendaraan, perjalanan dan sebagainya dan mencapai ekspansi dari mitra guna memperluas rekanan asuransi Lifepal," ucap Benny.

Menurut Benny, dengan semakin luasnya dan banyaknya pilihan, maka akan semakin memudahkan masyarakat dalam memilih produk asuransi yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan serta daya beli.

Di tahun ini Lifepal juga akan mengembangkan skala perusahaan yang berkelanjutan sehingga mampu menawarkan produk-produk tersebut dengan harga yang kompetitif kepada masyarakat, termasuk melalui potongan harga maupun diskon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×