Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat
Head of Wealth Management & Client Growth PT Bank Commonwealth Ivan Jaya juga menyatakan hal senada. Simpanan nasabah tajir di Bank Commonwealth juga mencatat pertumbuhan signifikan.
Ivan bilang jumlah nasabah premier banking tumbuh 33% (yoy) per September 2019, sedangkan nilai simpanannya tumbuh 12% (yoy).
Ia menilai pertumbuhan simpanan para nasabah tajir ini terjadi akibat kondisi global yang masih tertekan yang disebabkan perang dagang antara Amerika dan Cina, hingga potensi resesi di Amerika.
Baca Juga: LPS pangkas bunga penjaminan menjadi 6,25%, berikut pertimbangannya
“Akhirnya membuat sebagian nasabah memilih menempatkan dana di instrumen tabungan maupun deposito,” kata Ivan kepada KONTAN.
Ada pula PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatat pertumbuhan nilai simpanan nasabah tajir sebesar 5% (ytd) per Oktober 2019 dengan nilai mencapai Rp 110 triliun dan 78.000 nasabah.
Dari nilai tersebut, nasabah yang menyimpan dana lebih dari Rp 2 miliar tumbuh 5% (ytd) dengan nilai Rp 55,92 triliun dari 9,500 nasbah.
“Ini sejalan dengan pertumbuhan DPK nasabah prioritas secara industri yang juga tumbuh 5% (ytd). Sedngkan komposisi DPK nasabah prioritas BNI mencapai 2% dari total DPK nasabah prioritas di industri,” kata Vice President Wealth Management Division BNI Widi Hantono.
Baca Juga: Pasar uang antar bank (PUAB) mulai sepi, begini penyebabnya menurut bankir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News