Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Landainya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan tak diikuti dengan perlambatan nilai simpanan jumbo di perbankan. Nasabah kaya dengan simpanan lebih dari Rp 1 miliar masih betah menyimpan dana di perbankan.
Dari catatan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per September 2019, DPK perbankan tercatat tumbuh 7,47% (yoy). Khusus pertumbuhan dana simpanan nasabah tajir lebih tinggi dari pertumbuhan DPK.
Baca Juga: Bunga LPS turun, bunga deposito bank tertinggi 6,8%
“Pertumbuhan simpanan nasabah dengan nilai di atas Rp 1 miliar masih sangat positif dengan pertumbuhan 7%-8%,” kata anggota Dewan Komisioner LPS Didik Madiyono, Selasa (19/11) di Jakarta.
Secara rinci untuk simpanan dengan nilai Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar tumbuh 8,2% (yoy) per September 2019. Sedangkan nilai simpanan lebih dari Rp 2 miliar tumbuh 8,0% (yoy).
Per September 2019, komposisi simpanan nasabah dengan nilai di atas Rp 1 miliar ini juga mendominasi DPK industri perbankan dengan nilai mencapai Rp 3.807,7 triliun atau setara 63,62% dari total DPK senilai Rp 5.984,4 triliun
Sejumlah bank juga mengaku mengalami pertumbuhan simpanan nasabah di atas Rp 1 miliar yang signifikan. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya mencatat pertumbuhan simpanan nasabah tajir hingga 18% (yoy) per Oktober 2019 dengan total nilai simpanan mencapai Rp 139 triliun.
Baca Juga: Bank menengah masih andalkan dana mahal untuk memupuk DPK
“Dari nilai tersebut, nasabah prioritas dan private Bank Mandiri yang nilai simpanannya lebih dari Rp 2 miliar mencapai Rp 65 triliun dengan yang berasal dari 11.000 nasabah,” kata Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi kepada Kontan.co.id, Rabu (20/11).
Head of Wealth Management & Client Growth PT Bank Commonwealth Ivan Jaya juga menyatakan hal senada. Simpanan nasabah tajir di Bank Commonwealth juga mencatat pertumbuhan signifikan.
Ivan bilang jumlah nasabah premier banking tumbuh 33% (yoy) per September 2019, sedangkan nilai simpanannya tumbuh 12% (yoy).
Ia menilai pertumbuhan simpanan para nasabah tajir ini terjadi akibat kondisi global yang masih tertekan yang disebabkan perang dagang antara Amerika dan Cina, hingga potensi resesi di Amerika.
Baca Juga: LPS pangkas bunga penjaminan menjadi 6,25%, berikut pertimbangannya
“Akhirnya membuat sebagian nasabah memilih menempatkan dana di instrumen tabungan maupun deposito,” kata Ivan kepada KONTAN.
Ada pula PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatat pertumbuhan nilai simpanan nasabah tajir sebesar 5% (ytd) per Oktober 2019 dengan nilai mencapai Rp 110 triliun dan 78.000 nasabah.
Dari nilai tersebut, nasabah yang menyimpan dana lebih dari Rp 2 miliar tumbuh 5% (ytd) dengan nilai Rp 55,92 triliun dari 9,500 nasbah.
“Ini sejalan dengan pertumbuhan DPK nasabah prioritas secara industri yang juga tumbuh 5% (ytd). Sedngkan komposisi DPK nasabah prioritas BNI mencapai 2% dari total DPK nasabah prioritas di industri,” kata Vice President Wealth Management Division BNI Widi Hantono.
Baca Juga: Pasar uang antar bank (PUAB) mulai sepi, begini penyebabnya menurut bankir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News