Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri
BANDUNG. Standard Chartered Bank Indonesia (StanChart) memprediksi likuiditas semester dua akan lebih ketat dibandingkan semester pertama tahun ini. Direktur Keuangan Standard Chartered Bank Indonesia Lea Setianti Kusumawijaya mengatakan, ada dua faktor yang memicu ketatnya likuiditas di semester dua.
Yakni, prediksi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed dan gencarnya bank menyalurkan kredit infrastruktur di semester dua. Terkait potensi pengetatan likuditas pada semester dua ini, perusahaan akan menggenjot dana pihak ketiga (DPK) yang bersumber dari dana murah.
Selain itu, Standard Chartered Bank Indonesia juga akan menjaga penyaluran kredit di level yang sesuai dengan arahan regulator. “Nah untuk likuiditas, memang kami memperkirakan akan ketat semester dua, tidak hanya dari sisi DPK yang turun tapi juga dari sisi penyaluran kredit juga diperkirakan menurun,” ujar Lea, Jumat (10/08).
Seperti diketahui, pada semester pertama 2015, tercatat LDR atau Loan to Deposit Rasio perusahaan mengalami penurunan atau melonggar dibandingkan tahun lalu menjadi 101%. Selain itu, pada semester pertama tahun ini juga tercatat total penyaluran kredit perusahaan masih tumbuh 6,2% menjadi Rp 30,35 triliun. Namun tercatat DPK masih mengalami penurunan 2,4% menjadi Rp 27,34 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News