Reporter: Ferrika Sari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BALI. Dalam beberapa tahun terakhir, tersiar kabar bahwa akan ada perubahan dan pelepasan kepemilikan saham PT Bank Permata Tbk. Namun, Standard Chartered Plc (StanChart) sebagai pemilik 44,56% saham Bank Permata menepis isu tersebut.
Melansir Reuters, Sabtu (13/10), CEO StanChart Bill Winters ketika berkunjung ke Bali, mengaku StanChart masih aktif dan memiliki saham di bank tersebut.
“Kami masih menggarapnya secara aktif untuk menemukan solusi terbaik bagi Bank Permata. Tapi sejujurnya bank itu berjalan baik karena sudah kami perbaiki, dan sekarang kami bisa berbicara apa yang akan kami lakukan selanjutnya,” kata Winters.
Perbaikan ini dilakukan karena tahun 2016, StanChart melaporkan pihaknya mengalami kerugian hingga US$ 215 juta dari kepemilikan saham di Bank Permata. Alasannya, terjadi peningkatan kredit macet dan biaya restrukturisasi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kinerja pemberian kredit dari Bank Permata telah menunjukkan perbaikan.
StanChart dan PT Astra Internasional adalah pemilik saham pengendali Bank Permata, dengan masing-masing memiliki saham sebesar 44,56%.
StanChart sendiri, adalah perusahaan jasa keuangan multinasional yang berpusat di London, Inggris. Perusahaan ini mengelola kekayaan dan investasi orang-orang di Asia, yang saat ini pangsa pasar terbesar di wilayah Hongkong Singapura. Winters mengatakan adanya peluang untuk meningkatkan pangsa pasar hingga ke China, India dan kawasan Asia Tenggara.
Menurut riset CapGemiki, orang-orang kaya di Asia Pasifik rata-rata menginvestasikan kekayaanya sebesar US$ 1 juta. Jumlah tersebut naik 12% dibandingkan tahun lalu, serta melebihi tingkat pertumbuhan di kawasan lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News