Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Status pandemi Covid-19 secara resmi telah dicabut pada bulan lalu, dengan begitu perekonomian tentu bakal kembali melenggang tak terkecuali di industri keuangan non bank (IKNB) khususnya di perusahaan pembiayaan atau multifinance.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono menyatakan bahwa pihaknya optimis keadaan yang kembali normal akan berdampak positif ke sektor IKNB.
“Indonesia sudah kembali ke dalam keadaan normal dan itu akan memberi dampak positif terhadap sektor IKNB,” ujarnya dalam konferensi pers OJK pekan lalu.
Ogi mengungkapkan, salah satu yang merasakan pemulihan pasca dicabutnya status pandemi di Tanah Air adalah perusahaan multifinance. Menurutnya, hal itu tercermin dari penyaluran pembiayaan yang naik signifikan pada Mei 2023.
Baca Juga: Persaingan Kian Ketat, Multifinance Memupuk Modal
“Untuk perusahaan pembiayaan sudah tercermin pertumbuhannya cukup tinggi di 16,38% YoY (Mei 2023) ditopang oleh pemulihan ekonomi, di mana permintaan terhadap pembiayaan otomotif itu cukup tinggi untuk perusahaan juga tumbuh,” ungkapnya.
Menilik data OJK periode Mei 2023 tercatat, piutang pembiayaan perusahaan multifinance sebesar Rp 441,23 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 379,11 triliun.
Direktur Utama PT Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley S. Atmadja mengatakan, pencabutan status pandemi akan meningkatkan keyakinan bahwa perekonomian telah kembali normal.
“Kinerja perusahaan pembiayaan, sebenarnya semenjak satu tahun terakhir sudah cukup baik dan pemulihan pasca pandemi periode awal lalu sudah mulai tampak,” katanya kepada Kontan.co.id, Senin (10/7).
Stanley menyebutkan bahwa hingga semester I 2023 pihaknya berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 10,07 triliun, tumbuh 29% bila dibandingkan penyaluran pembiayaan di semester I 2022.
“Portofolio terbesar penopang pencapaian tersebut adalah portofolio mobil baru, yang berkontribusi lebih dari 40% dari total pembiayaan,” sebutnya.
Lebih lanjut, Stanley berharap di semester II 2023 ini pihaknya bisa menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 10,8 triliun. Sebelumnya, Stanley pernah bilang kalau perseroan menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 23,5 triliun atau meningkat 30% dari tahun sebelumnya.
“Dengan strategi antara lain menambah jumlah jaringan kantor di area yang sebelumnya tidak ter-cover pelayanan MUF, memperluas kerja sama dengan berbagai mitra dan rekanan dealer/showroom baru, serta meningkatkan produktivitas tenaga pemasar,” tandasnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman mengatakan kebijakan pencabutan status pandemi oleh pemerintah akan meningkatkan perekonomian Indonesia.
Baca Juga: OJK Optimis Pencabutan Status Pandemi Akan Berdampak Positif ke Sektor IKNB
“Sampai dengan Semester I tahun 2023, pembiayaan baru di CIMB Niaga Finance sudah terealisasi sebesar Rp 3,8 triliun,” katanya kepada Kontan.
Ristiawan menuturkan, total aset kelolaan CNAF mencapai Rp 9,8 triliun pada semester I 2023 ini, atau tumbuh sebesar 11,6% year on year (YoY) dibandingkan periode semester I 2022 yang senilai Rp 8,8 triliun.
“Pembiayaan mobil bekas dan fasilitas dana merupakan penopang pertumbuhan pembiayaan di CNAF, terbukti secara komposisi sampai dengan bulan Juni 2023 (year-to-date) adalah 74% dari total pembiayaan, atau meningkat 8% YoY,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ristiawan menambahkan di tahun 2023 pihaknya menargetkan aset kelolaan bisa tumbuh sebesar 13% menjadi Rp 10,4 triliun, dibandingkan nilai aset tahun 2022 yang sebesar Rp 9,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News