kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Strategi Kemenkeu untuk Mendorong UKM ke Pasar Ekspor


Kamis, 09 November 2023 / 09:28 WIB
Strategi Kemenkeu untuk Mendorong UKM ke Pasar Ekspor
ILUSTRASI. Kontan - Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Jakarta, 8 November 2023 Dalam bukunya yang berjudul "Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia," Tulus Tambunan mengingatkan kita tentang ketahanan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selama krisis ekonomi global tahun 1997/1998, di mana Indonesia menghadapi inflasi berlebihan. Sejak saat itu, UMKM telah membuktikan diri sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Oleh karena itu, pemerintah perlu terus mendorong pertumbuhan dan penguatan sektor UMKM, mengingat perannya yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.

Sebagai pendorong utama ekonomi Indonesia, sektor UMKM memainkan peran kunci dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan diversifikasi ekonomi negara. Pemerintah telah fokus pada berbagai program untuk mendukung UMKM, termasuk yang dijalankan selama pandemi dan program berkelanjutan yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemulihan ekonomi nasional.

Dalam APBN 2024, pemerintah memainkan peran penting dalam mendukung berbagai program pembangunan, termasuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui dorongan pada sektor ekspor. Salah satu langkah konkret adalah peningkatan ekspor dari UMKM, yang merupakan contoh nyata bagaimana pemerintah menggunakan APBN 2024 untuk memberikan sumber daya keuangan kepada UMKM.

Kontan - Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kilas Online

Dengan alokasi sumber daya APBN yang efisien untuk mendukung ekspor UMKM, pemerintah memiliki potensi untuk menciptakan dampak positif yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, dan membantu UMKM bersaing di pasar global yang semakin kompleks.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah akan melanjutkan program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) yang dirancang khusus untuk membantu pelaku usaha UMKM berorientasi ekspor. Program PKE UMKM merupakan upaya konkret pemerintah melalui Kementerian Keuangan RI yang diberikan kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk mendukung para pelaku usaha UMKM berorientasi ekspor. Dengan PKE UMKM, pelaku UMKM berorientasi ekspor dapat lebih mudah mengakses pembiayaan, penjaminan, asuransi ekspor, dan jasa konsultasi yang diperlukan untuk memasuki pasar global.

Sejak tahun 2021 hingga September 2023, dukungan APBN melalui program PKE UMKM telah mencapai total sebesar Rp 924 miliar dan telah dimanfaatkan oleh lebih dari 120 pelaku UMKM yang mewakili lebih dari 30 produk yang diekspor ke lebih dari 40 negara tujuan ekspor. Program ini akan terus berlanjut pada tahun 2024, dengan harapan memberikan manfaat yang semakin besar bagi masyarakat.

Program PKE UMKM adalah instrumen penting untuk mengatasi hambatan permodalan yang sering menjadi penghalang utama bagi UMKM. Dengan bantuan program ini, para pelaku UMKM dapat terus bersaing di pasar internasional dan menjadi bagian integral dari rantai pasok global (global value chain).

Salah satu contoh sukses dari pelaku UMKM berorientasi ekspor yang telah merasakan manfaat dari program PKE UMKM adalah Astin Atsna, pemilik CV Hugo Inovasi. Awalnya seorang pengusaha konstruksi, Astin beralih menjadi eksportir gula kelapa. Perjalanan bisnisnya dimulai pada tahun 2019 dengan berfokus pada produksi kelapa organik.

Kontan - Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kilas Online

Pengalaman Astin di industri gula kelapa dimulai sejak tahun 2012, saat dia mulai memberikan pendampingan kepada petani gula kelapa lokal. Astin memberikan pelatihan kepada petani untuk meningkatkan produksi mereka dan dengan demikian meningkatkan pendapatan mereka.

Seiring berjalannya waktu, Astin melihat peluang bisnis yang lebih besar dalam ekspor gula kelapa. Dari pengalaman ini, pada tahun 2019, Astin mendirikan CV Hugo Inovasi dengan tujuan untuk melakukan ekspor perdana.

"Saat ini, kami memberikan pendampingan kepada sekitar 1.000 petani binaan, memberikan dukungan seperti pelatihan, alat produksi, dengan harapan mereka dapat diversifikasi produk, meningkatkan kuantitas dan kualitas produk," kata Astin.

Pendampingan ini telah memberikan hasil yang sangat positif. Para petani yang dulunya hanya menghasilkan bahan baku seperti nira, sekarang mampu menghasilkan produk bernilai tambah seperti gula cetak, gula cair, dan gula kristal.

Untuk sukses di pasar ekspor, Astin selalu memprioritaskan kualitas produknya. Dia telah membangun sistem pengendalian kualitas yang berfungsi untuk memastikan bahwa produknya memenuhi standar yang tinggi. Selain itu, Astin secara langsung memantau produksi di tingkat petani dan memberikan bimbingan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga.

Kontan - Kementerian Keuangan Republik Indonesia Kilas Online

"Selain memberikan pendampingan, kami juga mengadakan pertemuan berkala untuk berbagi pengetahuan dan wawasan dengan petani agar kualitas produk tetap terjaga. Pendampingan kami ternyata dapat meningkatkan pendapatan petani gula kelapa hingga 30%," ungkap Astin.

Hasilnya, produk gula kelapa buatan Astin sangat diminati di pasar internasional. Produk gula kelapa dari Banyumas ini telah menembus pasar di 10 negara, termasuk Amerika Serikat, Spanyol, Ghana, Inggris, Arab Saudi, Bahrain, Singapura, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, dan Australia. Lebih dari 90% penjualan CV Hugo Inovasi saat ini berasal dari ekspor.

Kesuksesan ini tidak terlepas dari kecermatan Astin dalam melihat peluang bisnis, kerja keras, dan kerjasamanya dengan berbagai pihak. Salah satu aspek penting adalah pemanfaatan pembiayaan dari LPEI melalui program PKE UMKM. Pembiayaan dari LPEI digunakan sebagai modal kerja untuk memenuhi permintaan pembeli dari luar negeri dan meningkatkan kapasitas produksi mereka.

"Kehadiran LPEI sangat membantu pelaku UMKM seperti kami. Selain mendapatkan pembiayaan dari LPEI, kami juga dapat berkonsultasi, misalnya dalam menyusun laporan keuangan yang baik," kata Astin.

Astin berharap bahwa dukungan yang diberikan oleh LPEI akan terus meningkatkan kapasitas usahanya, membukakan akses ke pasar yang lebih luas, sehingga upayanya untuk merangkul lebih banyak petani lokal dapat terus berlanjut, dan kesejahteraan mereka akan terus meningkat. Dengan dorongan yang kuat dari pemerintah melalui program PKE UMKM, semakin banyak pelaku UMKM seperti Astin dapat mencapai sukses dalam ekspor, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional, dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×