Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai, manfaatnya jika bank memiliki banyak nasabah DPK di segmen wholesale tentu saja peningkatan DPK lebih mudah dilakukan, karena sekali nasabah besar menyimpan uangnya tentu juga dalam jumlah yang besar.
"Selain itu, dari aspek kontinyuitas atau keajegan sumber DPK lebih rutin dan terprediksi. Namun, jika nasabah wholesales memindahkan dananya tentu juga akan memengaruhi tingkat DPK bank," kata Eko.
Walau demikian, menurut Eko Bank juga punya antisipasi bila jerjadi penarikan dana besar-besaran terhadap nasabah DPK wholesale. Salah satunya, penarikan di atas 100 juta perlu memberi tahu bank sehari sebelum transaksi di bank.
Baca Juga: Begini Upaya Perbankan Dorong Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)
"Jika nilai yang dipindahkan cukup besar, prosesnya juga bertahap. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekeringan likuiditas, sehingga fungsi bank tetap terjaga sebagai intermediasi nasabah penyimpan dan peminjam," tambahnya.
Selain itu kata Eko, dalam memaintenance nasabah DPK wholesales, umumnya perbankan melakukan penawaran bunga (bagi hasil) yang menarik untuk nasabah besar, agar tidak tergoda untuk pindah ke bank lain.
Sementara Senior Faculty LPPI Moch. Amin Nurdin bilang risiko dari penempatan dana oleh nasabah besar adalah bila ada penarikan dana dalam jumlah besar dan secara bersama-bersama. Untuk itu, kata Trioksa bank perlu menjaga likuiditas dan menjaga kepercayan para nasabahnya.
Baca Juga: Begini Strategi BRI, Pegadaian, dan PNM Tekan Risiko Rugi Holding Ultra Mikro
"Bank perlu menjaga likuiditas dan menjaga kepercayaan masyarakat. Sistem kerja wholesale juga memang tergantung bisnis perusahaannya," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News