Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah memangkas jumlah kantor cabang dari 8.993 jaringan di akhir 2021 menjadi 8.804 unit per Juni 2022.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan perseroan akan terus melakukan penataan jaringan kerja, baik menambah atau mengurangi, agar lebih produktif dan efisien namun tetap efektif dalam memberikan layanan perbankan.
“Secara alami, akibat adanya digitalisasi serta perubahan perilaku masyarakat menyebabkan keberadaan dan fungsi kantor cabang bank konvensional akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. BRI memastikan tidak ada PHK pada karyawan,” ujarnya kepada Kontan.co.id pada belum lama ini.
Lanjut Aestika, karyawan pada kantor yang ditutup akan dialihkan kepada kantor BRI lain, atau dialihkan menjadi penyuluh digital. Terdapat tiga fungsi utama dari penyuluh digital. Pertama, mengajari masyarakat untuk membuka rekening secara digital.
Baca Juga: Genjot Penyaluran KPR, Bank JTrust Gandeng Greenwoods Group
Kedua, mengajari masyarakat bertransaksi secara digital. Ketiga meningkatkan literasi digital masyarakat dengan mengajari masyarakat dan mewanti-wanti, hati-hati terhadap kejahatan digital, skimming, social engineering dan lain-lain
“Saat ini transaksi digital di BRI mencapai 96,8% dari total transaksi, sementara untuk transaksi di jaringan kantor konvensional hanya bersisa sekitar 3,2%. Ke depan, kami proyeksikan transaksi di kantor konvensional akan terus menurun sesuai dengan journey digitalisasi masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Di masa mendatang, BRI melihat layanan konvensional perbankan akan banyak digantikan oleh sistem digital. Akan tetapi, waktu yang dibutuhkan agar sistem bank digital beroperasi maksimal diperkirakan masih sekitar 5 tahun hingga 10 tahun lagi.
“Fakta itu membuat kehadiran bank konvensional seperti BRI masih dibutuhkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam perjalanannya, proses transformasi digital layanan perbankan juga turut berlangsung dan menunggu adanya aturan dari regulator untuk pengamanan operasional dan konsumen bank digital,” tutur Aestika.
Lebih jauh, Aestika menyatakan BRI terus melakukan transformasi dengan menempatkan nasabah sebagai unsur penting. BRI menerapkan konsep hybrid bank dalam perbaikan bisnis proses, inovasi model bisnis, serta tata Kelola jaringan kerja yang memadukan digital capabilities, physical network serta layanan financial advisor.
Harmonisasi ketiganya BRI yakini mampu menghadirkan layanan perbankan yang lebih efektif, efisien dan terintegrasi sesuai journey customer dan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: BNI Gandeng Asuransi Tri Pakarta, Beri Penjaminan Bank Garansi hingga Asuransi Kredit
Salah satu contohnya, layanan secara online bisa didapatkan masyarakat dan nasabah melalui aplikasi BRImo. Melalui platform tersebut pembukaan rekening baru di BRI bisa dilakukan hanya dalam hitungan menit tanpa harus datang ke kantor BRI.
Meskipun ada kantor cabang yang ditutup, BRI memastikan tetap memberikan layanan perbankan yang optimal kepada masyarakat, meskipun dilakukan penutupan maupun relokasi kantor. Saat ini BRI telah memiliki Agen BRILink sejumlah 539.000 yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, bahkan di daerah 3T (terdepan, terluar dan terdepan).
“Para agen tersebut dapat melayani transaksi perbankan sebagaimana kantor konvensional, seperti transfer, setor, Tarik tunai, pembayaran dan lain-lain. Selain itu BRI juga memiliki lebih dari 16.000 mesin ATM dan lebih dari 5.000 mesin CRM di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News