Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di era suku bunga tinggi, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengambil langkah untuk tetap fokus meningkatkan rasio dana murah atau current account saving account (CASA).
Langkah tersebut sejalan dengan kebijakan Bank Sentral AS The Federal Reserves kembali menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pekan lalu. Ditambah, Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo menyadari, perkembangan suku bunga tersebut menjadi pertimbangan dalam menetapkan suku bunga kredit maupun suku bunga dana di Bank Mandiri. Terlebih, masih ada ruang bagi The Fed untuk kembali menaikkan bunga acuannya.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Kantongi Laba Rp 25,2 Triliun di Semester I/2023
Sementara itu, Sigit bilang saat ini Bank Mandiri juga tengah mempertimbangkan kondisi likuiditas, mempertimbangkan struktur biaya dana dan juga tingkat persaingan suku bunga di pasar.
Oleh karena itu, salah satu strategi yang dilakukan oleh Bank Mandiri untuk menghadapi kompetisi suku bunga di pasar adalah menjaga tingkat rasio dana murah (CASA).
“Kami memiliki CASA ratio di 78% secara bank only,” ujar Sigit, Senin (31/7).
Sebagai informasi, CASA ratio secara bank only di periode semester pertama tahun 2022 masih sekitar 75%. Sementara itu, CASA yang dimiliki oleh Bank Mandiri secara konsolidasi pada periode Juni 2023 senilai Rp 1.050 triliun atau naik 12,6% YoY.
Baca Juga: Bank Mandiri Dukung Hapus Kredit Macet UMKM, Ini Syaratnya
Lebih lanjut, Sigit juga bilang struktur cost of fund yang dimiliki cukup rendah. Jika melihat dari paparan presentasi Bank Mandiri secara bank only, cost of fund bank Mandiri ada di level 1,96% sedikit naik dari posisi kuartal kedua tahun lalu di level 1,41%.
“Bank Mandiri dari sisi penghimpunan CASA bisa menangkap potensi nasabah dengan memanfaatkan keunggulan teknologi dan juga platform teknologi yang kami miliki,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News