Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Di tengah kondisi penahanan suku bunga acuan oleh The Fed. hal tersebut akan berpotensi menahan laju kinerja bank digital dalam negeri.
Analis pasar modal, Budi Frensidy menyebut bahwa besar atau kecil penahanan bunga acuan oleh The Fed akan menghambat kinerja bank digital di Indonesia.
“Saya pikir pertumbuhan mungkin (kinerja bank digital) tetap ada dengan semakin efisiennya operasional perusahaan, tetapi semakin kecil Karena masih tingginya biaya dana dan rendahnya CASA,” ujar Budi kepada Kontan, Kamis (18/4).
Dengan masih belum turunnya suku bunga The Fed, Budi bilang biaya dana (cost of fund) bank digital makin sulit untuk ditekan karena bank digital masih harus terus menawarkan bunga tinggi. Hal tersebut dilakukan tidak lain adalah untuk menarik nasabah.
Baca Juga: Bank Raya Sebut Penahanan Suku Bunga The Fed Akan Lebih Berpengaruh pada Level Makro
Kenaikan suku bunga yang ditawarkan bank digital inilah yang membuat laba bersih perusahaan kemudian sulit melonjak secara signifikan.
Menurutnya, salah satu cara untuk merealisasikan peningkatan keuntungan adalah dengan memperbesar spread bunga, menurunkan biaya dana serta memperbesar CASA dan melakukan efisiensi untuk biaya operasional lainnya.
Di sisi lain jika diperhatikan secara umum sepanjang dua bulan pertama di tahun 2024 ini, kinerja sejumlah bank digital di Indonesia tampil cukup prima.
BCA Digital misalnya di periode tersebut berhasil melakukan penyaluran kredit mencapai Rp 4,48 triliun naik 37,8% secara YoY dari Rp 3,25 triliun pada periode yang sama di tahun 2023 kemarin.
Adapun pendapatan bunga bersih mereka juga naik mencapai Rp 138,06 miliar, melonjak 84% secara tahunan dari awalnya Rp 75,16 miliar. Sedangkan laba bersih perseroan mencapai Rp 16,04 miliar naik cukup jauh juga dari Rp 910 juta masih pada periode yang sama yakni 2 bulan awal tahun 2023.
Baca Juga: Allo Bank Sebut Penahanan Suku Bunga The Fed Tak Berpengaruh Signifikan Bagi Kinerja
Selain itu ada pula Hibank yang menyalurkan kredit sebesar Rp 6,58 triliun di periode yang sama, melonjak 78,8% secara YoY dari Rp 3,68 triliun. DPK Hibank sendiri mencapai Rp 9,77 triliun atau tumbuh 47,3% secara YoY dari Rp 6,63 triliun.
Pendapatan bunga bersih perseroan tercatat mencapai Rp 83,08 miliar, naik 14,1% YoY dari Rp 72,8 miliar. Namun laba bersihnya mencapai Rp 16,29 miliar alias turun 54,43% dari Rp 35,75 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News