Reporter: Arthur Gideon |
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meminta agar bank menanggapi penurunan suku bunga acuan alias BI rate kali ini dengan tidak menahan pengucuran kredit mereka.
Deputi Gubernur Senior BI Miranda S. Goeltom mengatakan, setelah BI menurunkan BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 8,25% diharapkan industri perbankan meresponnya dengan ikut menurunkan suku bunga kredit dan memberikan kredit lebih banyak.
"Memang selalu ada lag, biasanya penurunan BI rate langsung terlihat ke deposito, sedangkan untuk suku buga kredit baru beberapa bulan kemudian," tutur Miranda, hari Rabu (4/2).
Miranda menambahi, memang ada beberapa sektor yang terpuruk, tetapi menurutnya masih banyak debitur yang memiliki prospek cukup baik dan layak diberikan pinjaman. Termasuk juga untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian.
Miranda bercerita, alasan BI menurunkan BI rate pada bulan ini karena mereka melihat bahwa perkonomian dunia saat ini turun jauh lebih cepat dari yang diperkirakan dan gambaran inflasi Indonesia ke depan juga diperkirakan lebih kecil, "Maka dibutuhkan suatu penurunan suku bunga untuk membantu mendorong kredit dan mendorong perekonomian, "ucapnya. Penurunan ini juga memberikan sebuah keyakinan kepada pasar bahwa BI memahami kebijakan apa yang diperlukan dalam situasi seperti saat ini.
Untuk ke depannya, Miranda mengatakan masih terbuka peluang BI rate untuk turun lagi. Tapi dengan syarat data-data yang ada menunjukkan kembali bahwa memang inflasi atau tekanan makin berkurang, "Tapi apakah akan turun atau tidak, berapa banyak turunnya tentu baru bisa dilihat bulan depan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News