kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sumber pendanaan syariah cekak, multifinance merevisi target pembiayaan syariah


Minggu, 18 November 2018 / 17:28 WIB
Sumber pendanaan syariah cekak, multifinance merevisi target pembiayaan syariah
ILUSTRASI. Mandiri Utama Finance


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendanaan syariah sejumlah multifinance cekak. Hal ini membuat multifinance memilih merevisi target pembiayaan syariah dan gencar mencari pendanaan dari bank berbasis syariah.

PT Mandiri Utama Finance (MUF), semisal, merevisi target pembiayaan syariah yang mulanya sekitar Rp 30 miliar – Rp 50 miliar. Kini target pembiayaan turun menjadi Rp 10 miliar – Rp 16 miliar hingga akhir tahun ini.

Direktur Utama Mandiri Utama Finance Stanley Setia Atmadja mengaku, revisi target dilakukan karena keterbatasan pendanaan dari bank syariah. Demi memenuhi sumber pendanaan, MUF tengah menjajaki kerjasama dengan dua bank yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Syariah dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

Revisi target pembiayaan syariah tersebut juga terkait rencana MUF menambah lima kantor hingga enam kantor cabang baru di Indonesia. Saat ini, MUF telah menyediakan produk pembiayaan syariah untuk kendaraan roda empat yang tersebar di delapan kantor cabang.

“Revisi lebih ke persiapan perusahaan dalam membuka cabang yang menjual produk syariah. Sekarang kami baru mulai membangun kantor cabang dan menyiapkan bentuk organisasinya juga,” kata Stanley kepada Kontan.co.id.

Pemain lain, PT Indosurya Inti Finance atau Indosurya Finance mencatatkan pembiayaan syariah turun 20,5% menjadi Rp 134,2 miliar per September 2018. Padahal September tahun lalu, realisasi pembiayaan syariah bisa mencapai Rp 168,9 miliar.

Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung mengatakan, penurunan tersebut karena ketersediaan pendanaan dari bank syariah menipis. Menurutnya, stok pendanaan dari PT Bank Mualamat Indonesia terbatas untuk memenuhi target akhir tahun.

“Kendala di semua perusahaan itu sama, bahwa intinya pendanaan syariah terbatas. Kondisi dana syariah perusahaan juga cekak banget,” ungkapnya.

Menurutnya, pendanaan dari bank syariah tidak berlimpah dibandingkan pendanaan konvensional. Indosurya Finance kini tengah menjajaki kerjasama dengan bank syariah, namun Mulyadi enggan menyebutkan siapa nama bank tersebut.

Ia berharap, target pembiayaan syariah bisa terealisasi meskipun stok pendanaan syariah terbatas. Saat ini, pembiayaan syariah Indosurya Finance hanya berkontribusi kurang 5% dari total pembiayaan. Kontribusinya yang kecil membuat penurunan pembiayaan syariah tidak berefek besar bagi bisnis Indosurya Finance.

Stok pendanaan syariah yang menipis, berbanding lurus dengan penurunan pembiayaan syariah multifince. Berdasarkana data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri multifinance mencatatkan pembiayaan syariah turun 19,9% menjadi Rp 21,61 triliun.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bambang W Budiawan mengatakan, penurunan pembiayaan syariah disebabkan beberapa faktor, di antaranya kondisi pasar pembiayaan syariah lesu dan pemain baru masih beradapatasi dengan bisnis syariah.

“Perusahaan pembiayaan masih menyesuaikan bisnis dengan strategi yang akan dilakukan. Kemudian permintaan pembiayaan syariah juga melambat,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×