Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kalau industri asuransi tengah repot-repot menyiapkan produk asuransi mikro, tidak begitu halnya dengan PT Sun Life Financial Indonesia. Perusahaan asuransi yang berkantor pusat di Toronto, Kanada ini mengaku masih menimbang-nimbang untuk meracik produk asuransi yang didisain khusus untuk masyarakat kelas bawah tersebut.
Meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melayangkan surat himbauan supaya perusahaan asuransi memasarkan produk asuransi mikro, Sun Life masih menunggu hasil grand design asuransi mikro dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). Maklumlah, perseroan mengaku, tidak memiliki pengalaman menjual produk untuk masyarakat kelas bawah.
Pasalnya, Elin Waty, Chief Distribution Officer Sun Life mengatakan, pihaknya harus berhitung untuk memasarkan produk asuransi. “Kami harus lihat, bagaimana distribusinya. Kalau lewat agen, apa agen mau komisinya kecil sekali pasti. Infrastrukturnya siap apa tidak dan lain sebagainya,” ujarnya ditemui KONTAN, Rabu (19/2).
Selama ini, lanjut dia, produk asuransi dengan premi termurah yang dijual perseroan berkisar Rp 200 ribu per bulan. Itu pun laris manis dipasarkan hingga ke tingkat Kabupaten/Kota. “Kami main hingga ke wilayah second dan third tier. Cuma kalau menjual produk asuransi jiwa dengan premi Rp 50.000 itu bagaimana ya? Kami masih meraba-raba,” terang Elin.
Karenanya, pihaknya masih akan menunggu kejelasan dari asosiasi. Diharapkan, produk asuransi mikro racikan asosiasi bisa segera meluncur. Sebelumnya, Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI bilang, tim internal asosiasi sedang merancang cikal bakal asuransi mikro. Nantinya, produk itu seragam dan dapat dipasarkan oleh seluruh perusahaan asuransi jiwa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News