Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) menyetop pemasaran produk tradisional dengan garansi imbal hasil atau dikenal dengan saving plan tahun ini. Chief Marketing Officer Sun Life, Shierly Ge mengatakan, bahwa perusahaan mempunyai produk saving plan dalam bentuk mata uang dollar Amerika Serikat (AS).
Namun, Sun Life memilih untuk menghentikan pemasarannya karena masa underlyng asset (jaminan aset) berbentuk global bond USD sudah habis. “Karena sudah habis, makanya kami hentikan. Per akhir Maret ini akan berakhir penjualannya,” kata Shierly kepada Kontan.co.id, Rabu (13/3).
Dengan alasan tersebut, ia menegaskan bahwa penyetopan produk tersebut tidak ada kaitannya dengan ramainya pemberitaan mengenai kasus gagal bayar polis jatuh tempo dari salah satu perusahaan asuransi jiwa di Indonesia. “Jadi, bukan karena berita yang muncul baru-baru ini,” katanya.
Laporan keuangan perusahaan mencatatkan, jumlah investasi Sun Life mencapai Rp 10,66 triliun pada tahun 2018. Dari jumlah tersebut, investasi lebih banyak ditaruh ke instrumen surat berharga negara (SBN) dan saham yang masing-masing sebesar Rp 4,13 triliun dan Rp 4,08 triliun. Sedangkan sisanya ke instrumen investasi deposito berjangka Rp 1,59 triliun, diikuti reksadana Rp 389,06 miliar dan obligasi korporasi Rp 270,79 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News