kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.056   72,62   1,04%
  • KOMPAS100 1.055   15,00   1,44%
  • LQ45 829   12,33   1,51%
  • ISSI 214   1,30   0,61%
  • IDX30 423   7,18   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,60   1,51%
  • IDX80 120   1,78   1,50%
  • IDXV30 125   0,87   0,70%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

Industri asuransi jiwa optimistis kinerja investasi bakal lebih moncer di tahun ini


Minggu, 03 Februari 2019 / 17:00 WIB
Industri asuransi jiwa optimistis kinerja investasi bakal lebih moncer di tahun ini


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas pemain asuransi jiwa masih mengandalkan instrumen berbasis equity sebagai tempat berinvestasi. Dengan tren positif pasar modal di tahun ini, kinerja investasi pelaku industri pun diyakini bakal terkerek.

Direktur PT Capital Life Indonesia Robin Winata misalnya bilang perseroan menargetkan hasil investasi bisa naik di kisaran 10%-15% di tahun 2019. Instrumen reksadana dan saham masih akan menjadi andalan perusahaan.

“Strateginya, kami menetapkan target investasi sekaligus memantau perkembangannya. Sementara dalam pengelolaan instrumen keuangan dari Komite Investasi akan mempertimbangkan dari sisi risiko yang yang telah ditetap sejak awal 2019,” ujarnya baru-baru ini.

Sementara Chief Marketing Officer Sun Life Shierly Ge mengatakan, hasil investasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama kondisi pasar saham di sepanjang tahun tersebut. Sun Life masih mengandalkan pengelolaan investasi di instrumen surat berharga negara (SBN).

“Kami optimistis dengan hasil investasi ke depan, selama investasi tersebut dilakukan untuk jangka waktu panjang. Maka akan ada potensi hasil investasi yang lebih baik,” katanya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Desember 2018, industri asuransi jiwa membukukan hasil investasi sebesar Rp 6,62 triliun. Jumlah itu meningkatkan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang sempat minus. Meski capaian tersebut menurun tajam sampai 86,13% dari tahun 2017, yaitu sebesar Rp 47,75 triliun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menjelaskan, bahwa secara umum pertumbuhan hasil investasi asuransi jiwa mengikuti tren dan pola yang ada di pasar modal. Bila IHSG turun, maka umumnya hasil investasi industri juga ikut turun. Begitu juga sebaliknya.

“Kami optimistis, pendapatan industri asuransi jiwa akan lebih baik di 2019 karena tingkat konsumsi meningkat dan pasar modal bergerak positif. Istilahnya, secara umum akan ada rebound saham,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×