kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -1,00   -0,01%
  • IDX 6.864   -14,20   -0,21%
  • KOMPAS100 999   -3,10   -0,31%
  • LQ45 763   -2,26   -0,29%
  • ISSI 226   -0,55   -0,24%
  • IDX30 393   -1,27   -0,32%
  • IDXHIDIV20 454   -1,69   -0,37%
  • IDX80 112   -0,33   -0,30%
  • IDXV30 114   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 127   -0,65   -0,51%

Suntik modal, Rabobank bidik kredit kakao


Rabu, 27 Januari 2016 / 20:25 WIB
Suntik modal, Rabobank bidik kredit kakao


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank Indonesia) memberikan peluang pembiayaan kredit kepada para pengusaha agri bisnis di Tanah Air.

Hans Loth, Director Strategy and Business Change Rabobank Indonesia mengklaim, pihaknya memiliki pengalaman dalam pembiayaan sektor pangan dan agri bisnis.

Hans menambahkan, pihaknya ingin menjadi bank pangan dan agribisnis disini dengan konsep penyaluran kredit melalui wholesale banking. Nah, untuk mendukung itu, induk perusahaan telah menyuntikan modal sebesar US$ 26 juta pada bulan Desember 2015 dan sebesar US$ 35 juta pada bulan Mei 2015.

Tahun lalu, Rabobank Indonesia telah menyalurkan kredit sebesar Rp 12,55 triliun per November 2015 atau hanya naik 5,19% dibandingkan posisi Rp 11,93 triliun per November 2014. Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) turun 9,14% menjadi Rp 11,53 triliun per November 2015 dari posis 12,69 triliun per November 2014.

Untuk menjaring para nasabah, bank yang berpusat di Belanda ini berbagi pengetahuan mengenai sektor pangan dan agribisnis pada sektor kakao dan produk olahannya yang dapat membantu nasabah untuk menjalankan bisnis mereka. “Pengetahuan pasar pangan dan agribisnis secara global akan membantu nasabah,” katanya, dari rilis yang diterima KONTAN, Rabu (27/1).

Hal ini tertuang karena Indonesia dalah negara penghasil kakao kertiga terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana yang memproduksi 8% dari kakao dunia. Misalnya, Sulawesi adalah penghasil kakao terbesar di Tanah Air dengan kontribusi 66% dari produk nasional yang disusul Sumatera yang memberikan kontribusi 22%.

FAR (Food & Agribusiness Research and Advisory) Analyst Rabobank Indonesia Haris Fajar Rahmanto, mengatakan, bahwa konsumsi dunia untuk produk-produk olahan kakao terus meningkat. Dalam lima tahun, konsumsi permen cokelat dunia naik menjadi 7,29 juta ton di tahun 2015 dari 6,77 juta ton di tahun 2010.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×