Reporter: Nurul Qolbi, Mona Tobing |
JAKARTA. Beberapa bulan terakhir, bank agresif menggelar promo KPR berbunga murah. Bank Central Asia (BCA) misalnya, menawarkan bunga 7,5% fixed selama dua tahun. Bank Mandiri mengayunkan langkah serupa, promo bunga mulai 5,25% dan Bank BNI mematok bunga 7,49%. Langkah bank-bank besar ini mendorong bank lain melangkahkan strategi serupa.
Rata-rata program diskon berlangsung mulai kuartal III 2011 - Desember 2011. Bank berjanji, setelah lewat dua tahun atau bunga KPR kembali normal, besarannya tidak melonjak jauh dibandingkan saat promo. Jadi, andai naik 3% - 4%, bunga KPR kelak di kisaran 11%. Ini lebih rendah dibandingkan rata-rata bunga KPR saat ini antara 12%-14% per tahun.
Bank menawarkan promo karena biaya dana rendah. Pasca krisis 2008-2011, bunga acuan turun drastis. Selama periode itu, BI rate sempat menyentuh angka tertinggi 9,25%, lalu turun bertahap dan stagnan di 6,5% selama 18 bulan. Terakhir, turun ke 6% di November 2011, dan jadi BI rate terendah sepanjang sejarah.
Promo bunga nasabah anyar ini membikin iri nasabah lama. Bank memang menjanjikan penyesuaian bunga, tapi realisasinya lamban dan penurunannya kecil. Bank baru bermurah hati jika nasabah akan dibajak bank lain.
Keluhan ini bukan tanpa dasar. Dalam surat pembaca ke Harian KONTAN, Senin 21 November 2011, Puteri Handayani, berbagi pengalaman sulitnya menegosiasikan bunga KPR. Warga Bogor Selatan ini mengaku berkali-kali mengirimkan surat permohonan pemangkasan bunga, tapi bank menolak dengan berbagai dalih.
Puteri mengambil KPR di bank awal 2008 dengan bunga 11,5% per tahun. Saat itu, BI rate masih 9,5%.Pada Agustus 2009, ketika BI rate turun menjadi 6,5%, dia berkirim surat ke bank meminta negosiasi bunga.
Pihak bank menolak dengan alasan efek bunga acuan ke bunga kredit tak bersifat langsung. Ketika menandatangani KPR, bank menggunakan dana mahal karena BI rate masih 9,5%.
Setahun kemudian, Puteri meminta keringanan lagi. Dia beralasan, selama kurun 2009 hingga awal 2010, BI rate anteng di 6,5%, tetapi bunga deposito melandai di kisaran 7%. Bunga ini lebih rendah dari posisi sebelumnya yang bertengger di 8% - 10%. Jadi biaya dana lebih murah.
Saat itu, bunga simpanan terjun bebas menyusul kesepakatan 14 bank besar menggunting bunga deposito. Tujuan kesepakatan mirip kartel ini, menekan persaingan tidak sehat dalam mengumpulkan DPK.
Tapi, seperti kita tahu, hanya bunga deposito yang menyusut tajam. Bank lagi-lagi enggan memangkas bunga kredit secara drastis dan hanya turun nol koma sekian persen. Bank berkilah, risiko kredit meningkat. Bank memperkirakan, bunga acuan akan naik, seiring tingginya inflasi. "Nasabah lama selalu dalam posisi yang lemah," tulis Puteri.
Lain lagi Dwi Sari. Pegawai swasta ini menerima tawaran potongan bunga ketika mengajukan pindah KPR ke bank lain. Sebelumnya, tidak sekalipun bank menginformasikan hal tersebut. "Kenapa ibu tidak minta penurunan bunga?" kata Dwi, menirukan rayuan customer service (CS) di bank lama. Wanita berusia 33 tahun ini balik bertanya; mengapa bank baru memberi tahu, setelah dia memutuskan pindah bank.
CS itu menjelaskan, diskon hanya bagi nasabah yang mengajukan permohonan serta memenuhi syarat. "Saya lebih memilih pindah ke bank lain," katanya.
Bankir membantah ada perbedaan perlakuan. "Kami memberikan potongan untuk debitur lama, tapi besarnya tidak bisa pastikan," kata Arviyan Arifin, Direktur Utama Bank Muamalat.
Bank BNI mengklaim hal yang sama. Diah Sulianto, GM Kredit Konsumen BNI, memastikan nasabah lama juga menikmati penurunan bunga KPR. Ini strategi bank melindungi nasabah agar tidak dibajak bank lain.
Sayang, kedua bank ini enggan menyebut besar potongan bunga KPR. "Pasti akan kami sesuaikan dengan BI rate," tutur Diah. Menurutnya, untuk mendapatkan kemudahan itu, nasabah tidak perlu mengajukan surat permohonan. BNI otomatis memangkas bunga KPR.
Namun, tidak semua bank memberikan diskon bunga. Bank DKI misalnya memilih mempertahankan bunga KPR bagi nasabah lama, sekalipun BI rate turun. Menurut Mulyanto, Direktur Pemasaran Bank DKI, pendanaan KPR jangka panjang. "Lagipula bunga KPR kami terbilang rendah mulai dari 8,75% hingga 11%," klaim Mulyatno.
BCA juga tidak memberikan diskon, sekalipun debitur terkena musibah. "Sulit mengetahui apakah debitur dalam keadaan tidak mampu menunaikan kewajibannya," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.
Alasan PHK juga tidak cukup membuat debitur layak mendapat diskon. "Lagi pula, bunga KPR BCA sangat murah," klaim Jahja. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News